Abara mengurungkan niat nya untuk pergi dari rumah. Kaki nya kembali melangkah menuju ke arah kamar nya, ingin mengistirahatkan sebentar badan nya yang terasa lelah.
Cklek
Abara membuka pintu kamar dan melihat Agara yang tertidur pulas tanpa mengganti seragam sekolah nya terlebih dahulu.
Abara berbaring di kasur sambil menatap langit-langit kamar dengan mata sayu, pertanyaan-pertanyaan terus bermunculan di kepalanya.
Tes
Satu cairan bening lolos dari mata seindah bulan sabit itu.
"Gue capek"
"Mommy maafin abara"
".....Bunda abara juga minta maaf"
Abara menutup kedua matanya membiarkan ribuan air mata berlomba-lomba menuruni mata indah tersebut.
Abara mengingat sekilas memori dirinya saat di rumah Ly dulu.
"Abang kenapa nak?ada masalah,
cerita sama bunda""Abang gak papa kok bun" Jawab Abara sambil tersenyum tapi tidak dengan nada bicaranya.
"Kenapa,hm?" Tanya Ly lagi sambil mengelus kepala Abara dengan penuh kasih sayang.
Abara menundukkan kepalanya tapi setelah nya terdengar suara..
"Tadi pas pembagian raport mommy sama daddy pergi ambil rapot nya Agara, Abang kira mereka juga bakal ambil rapot Abang,tapi ternyata enggak,Abang se bodoh itu ya Bun sampai mommy sama daddy gak mau ambilin rapot Abang"
Pertanyaan polos dari mulut Abara menghentikan jari-jari lentik Ly yang sedang mengelus rambut Abara.
"Eh anak gantengnya bunda bicara apa sih sayang,gak ada yang bodoh kamu pintar,sini bilang sama bunda siapa yang bilang kamu bodoh biar bunda marahin"
"Tapi bun,semua orang juga tau kalau Abang gak sehebat Agara"
"Abang coba liat sini kearah bunda" Ucap ly.
Abara dengan segera mentap kearah Ly disana dia melihat Ly tersenyum hangat kemudian memeluk Abara dengan penuh kasih sayang.
"Dengerin bunda,semua orang itu pintar gak ada yang bodoh,kita semua pintar jadi kamu gak boleh ngomong gitu, untuk mommy sama daddy Abara mereka lagi sibuk, dan mereka sangat bangga sama abara,jadi jangan salahin diri kamu terus"
"Tapi bun abang iri bun sama Agara,abang sama Agara kan anak kembar tapi kenapa mommy sama daddy lebih sayang Agara?" Tanya Abara lagi dan lagi.
"Itu gak benar sayang,kalian berdua sama-sama disayang sama mommy dan daddy. Nanti ada saatnya penderitaan kalian berakhir, untuk sekarang bunda pun minta maaf sama kamu karena bunda dan mommy kamu belum berhasil buat keluar dari semua sandiwara ini,kamu harus tetap sabar ya sayang"
"Apapun yang terjadi jangan pernah benci sama keluarga kamu, karena mereka semua juga menderita seperti kamu"
Kalimat terakhir Ly yang diucapkan saat umur nya 12 tahun.
"Ternyata gue udah dikasih spoiler dari dulu, haha bener ternyata gue se bodoh" Tawa abara miris mengingat bagaimana dengan dirinya yang sekarang.
"Dengan lo bilang gitu semua masalah gak bakal selesai, malahan orang itu bakal makin senang liat lo hancur" Ucap Agara.
Abara langsung menoleh kearah Agara yang juga sedang menatap langit-langit kamar.
"Dari kapan lo bangun?" Tanya Abara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn
Teen Fiction"Gue gak mau satupun orang tau kalau lu kembaran gue, paham!" "Abara I won't say as long as it can make you happy, I will be happy too" ⚠️WARNING⚠️ CERITA INI HANYA CERITA FIKSI,CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR, JADI DIHARAPKAN TIDAK DIBAWA KE DALA...