Agara dan Abara sedang menggabut di ruang tamu, rumah terasa sangat hening, karena mommy dan daddy nya sedang bekerja.
Kalau bibi ? ya seperti biasa nya, memasak, membersihkan rumah lalu pulang.
Ting tong
Agara melirik sekilas kearah pintu utama tanpa berniat sedikitpun untuk beranjak pergi dari sana.
"Bang bukain sana pintu nya"
"Males, lo aja sana "
"Bukain sana elah kasian itu tamu nya"
"Yaudah lo aja sana yang bukain pintu nya, lagian kan lebih dekat ke lo"
"Males gue, lo aja sana bang"
Abara berdecak malas, tapi dirinya tetap berdiri untuk membukakan pintu.
Kriett
Pintu terbuka dan terlihat lah seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik dan anggun.
Abara terpaku melihat kearah wanita tersebut, wanita paruh baya itu tersenyum hangat dan lembut kepada Abara.
"Maaf ada yang bisa saya bantu?" Tanya Abara setelah berhasil mengembalikan fokusnya yang buyar beberapa saat yang lalu.
Wanita paruh baya tersebut hanya membalas dengan sebuah senyuman hangat.
"Permisi?" Panggil Abara sekali lagi kepada wanita paruh baya itu.
"Kamu sekarang sudah besar ya" wanita tersebut akhirnya bersuara, tetap dengan senyum lembut yang menghiasi wajah rupawan nya.
"Maaf?" Tanya Abara bingung dengan orang di depannya ini.
"Tante teman nya mommy ya?" Tanya Abara.
Wanita paruh baya yang awalnya tersenyum lembut tersebut perlahan menurunkan senyum nya saat mendengarkan pertanyaan dari mulut Abara.
Abara yang melihat raut itu tentu nya merasa bingung , apakah dia ada salah atau perkataan nya menyinggung.
"Maaf tante saya ada salah ya? Ada apa tante kesini, mau ketemu mommy atau daddy?" Tanya Abara sekali lagi.
"Saya mencari kamu dan adik kamu"
Abara mengernyitkan dahi nya, merasa bingung sekali dengan wanita paruh baya di depan nya ini.
"Tante kalau gak ada keperluan lagi, tante bisa pergi dari sini. Soal nya mommy sama daddy lagi di kantor" Abara mengusir dengan lembut wanita di depannya ini, bukan apa-apa tapi dia takut jika wanita ini berbahaya nantinya.
"Kalian berdua dalam bahaya, cepat pergi ke china. Ada yang menunggu kalian berdua disana" Ucap wanita tersebut dengan wajah serius.
"Maksud tante apa ya? tante suruhan nenek ya, tumben nenek ngirim suruhan nya secara langsung, kan bisa lewat telepon"
Wanita di depannya tersebut menghela nafas kasar, "saya bukan suruhan nenek tua jahat itu, bahkan saya tak sudi sama sekali menjadi orang suruhan nya, kamu dan adik mu bukan bagian dari keluarga ini. Pergi secepat nya jangan berdiam diri di keluarga gila ini" ucap wanita itu dengan penuh penekanan.
"Pergi Abara, semua keputusan ada di tangan kamu. Keselamatan kamu dan adik kamu ada ditangan kamu"
"Ini semua maksudnya ap-"
"Diam. Jangan pernah kasih tau siapapun tentang pertemuan ini, kamu cukup dengerin aja, jangan banyak tanya. Kalung yang ada di kamu itu jawaban dari semuanya"
Abara sedikit tertegun, bagaimana wanita di depannya ini bisa tau tentang kalung nya.
"tante siapa?"
"Saya orang kepercayaan ayah kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn
Teen Fiction"Gue gak mau satupun orang tau kalau lu kembaran gue, paham!" "Abara I won't say as long as it can make you happy, I will be happy too" ⚠️WARNING⚠️ CERITA INI HANYA CERITA FIKSI,CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR, JADI DIHARAPKAN TIDAK DIBAWA KE DALA...