trece🧵

1.5K 147 31
                                    

Agara menghela nafas berat
"duh gimana nih, kasian rey. Mana dia sendirian lagi di rumah, tapi kesempatan gak datang dua kali kan?gak biasanya abara gini?"

Saat sedang bingung menimbang-
nimbang antara tetap dirumah atau tetap pergi ke rumah rey,tiba-tiba ponsel agara bergetar dan itu memecahkan lamunan nya.

Disana tertera nama reyhan yang menelpon nya.

"Halo Rey"

"Halo gar, keknya gue gak jadi minta tolong sama lo buat nginap dirumah gue deh, soalnya ternyata tante gue mau kesini nemenin gue,maaf ya gar"

"Oh gitu iya gak papa kok Rey"

"Yaudah gue tutup ya telponnya"

Tut Tut

Setelah Reyhan mematikan sambungan telponnya Agara kembali masuk kedalam rumahnya.

Saat melewati ruang tamu dia melihat abara yang rebahan di sofa sambil bermain ponsel.

"Ck katanya tadi mau ngomong, sekarang malah asik sendiri"sindir Agara pelan dan hebatnya langsung terdengar oleh abara yang membuat pemuda yang sedang asik rebahan itu mendelik tajam kearah Agara.

"Bacot,sini lo"ucap abara.

Agara berjalan kearah abara sambil mencibir kembaran nya itu.

Sekarang kedua anak kembar itu sudah duduk hadap-hadapan,tapi tidak satupun dari mereka yang memulai pembicaraan semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Jadi?"akhirnya Agara membuka pembicaraan terlebih dahulu.

Abara melihat kearah Agara dan menatap Agara lama.

"Apa benar lo yang desak dan maksa mommy sama daddy buat pura-pura selalu benci dan pilih kasih sama gue?supaya gue juga benci ke mereka dan buat lo jadi pihak yang tersakiti disini?"
Tanya abara.

Mata Agara membulat kaget mendengar perkataan kembarannya itu.

"Apa! gu-"ucapan Agara terhenti ketika suara Abara kembali terdengar.

"Dan rencana lo gagal karena ternyata gue juga benci sama lo,dan lo nyuruh gue pulang karena buat menghindar dari kesalahan lo?benar itu Agara?"abara menekan kata terakhir nya.

Deg

Agara mematung mendengar perkataan abara.

"Jawab Agara Bervan Albiru"tekan abara sekali lagi,karena Agara tetap diam.

"Kenapa lo diam,benar semua perkataan gue?"

"Enggak!"sanggah Agara cepat

"kalau gak benar tolong you tell me everything,gue rasa bener-bener ada yang gak beres dirumah ini"

Agara menunduk kan kepalanya bingung ingin menceritakan semuanya atau tetap diam dan abara selamat?.

"Kalau gue ceritain semuanya abara gak bakal benci lagi dong ke gue dan itu adalah hal yang paling gue harapin,tapi kalau gue cerita semuanya abara bakal dalam bahaya"

"S-sebenarnya-"

Ting

Sebuah notifikasi masuk kedalam ponsel Abara dan itu mengalihkan fokus abara dan Agara disana tertera pesan dari 'adek kesayangan'.

"Adek kesayangan?"lirih agara sendu,abara mengalihkan pandangannya ke arah Agara.

"Ini juan"

"Kenapa harus adek kesayangan?dia cuma sepupu, sedang kan gue kembaran lo jangan kan nyimpan nomor gue lo manggil nama gue aja bisa dihitung jari,gue juga mau dekat sama lo bar mirip orang-orang diluar sana yang dekat sama saudara kandung nya hiks"runtuh sudah dinding pertahanan Agara yang sudah ditahan nya selama ini.

Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang