cuarenta y dos🧵

505 61 0
                                    

Hening, hanya ke hening yang terjadi di antara dua pemuda yang sedang duduk di antara ramai nya orang yang berlalu-lalang di bandara pada pagi hari ini.

Agara menatap datar kearah Reyhan yang juga sedang menatap ke arah lain.

Agara memperhatikan gaya Reyhan dari atas hingga ke bawah, rambut undercut dengan warna hitam legam, serta seluruh rambutnya di tata ke belakang dengan sebaik mungkin memperlihatkan jidatnya. Dan jangan lupakan baju kaos putih serta jaket denim bewarna hitam, di padukan dengan celana yang robek di beberapa bagian yang membalut kaki jenjang Reyhan dengan pas, di tambah dengan sepatu Vans bewarna putih.

Wow, sangat berbeda dengan gaya biasa Reyhan yang hanya memakai celana kain dipadukan dengan kaos lengan panjang oversize, di tambah dengan rambut yang di poni ke depan dan jangan lupakan kacamata yang selalu menemani nya.

Agara juga sedikit minder dengan fashion Reyhan jadi nya, liat dirinya hanya memakai hoodie oversize dengan dipadukan celana pendek selutut di tambah sendal rumahan yang biasanya dia gunakan.

"Pesawat gue berangkat jam 9 pas, masih ada sekitar 1 jam lagi" ucap Reyhan sekedar memberi informasi.

Agara hanya mengangguk, " Lo beneran bakal balik ke Jakarta? Kenapa tiba-tiba, berarti bunda sama ayah juga bakal balik ke Jakarta" tanya Agara.

"Ya gue serius, gue juga udah bicarin ini sih sebenarnya sama bunda ayah, bunda sama ayah bakal tetap stay di jogja"

"Lo di bolehin ke Jakarta sendiri? Dan ya kayak yang gue dengar dari Agustine lo dan kehidupan lo di Jakarta itu benar?"

"Ya awalnya sih bunda nentang keras banget, tapi gue bikin surat perjanjian sama bunda ayah. Agustine? Iya, yang di bilang dia beneran"

"Berbanding terbalik ya kehidupan lo di Jogja sama Jakarta"

"Iya gitu deh, awalnya gue mau berubah karena gue pikir jogja bisa bantu gue buat lebih baik dan lupain kisah gue di Jakarta, dan gue juga ada teman yang memang dari kalangan anak baik-baik, tapi ya gitu tiba-tiba marah terus musuhin gue dah" ucap Reyhan dengan sedikit menyindir.

Agara menghela nafas berat," kita udah pernah bicarin ini kan Rey, gue cuma gak mau lo terlibat dalam masalah gue, ini berbahaya buat lo Rey, sekalipun lo punya akses yang kuat tapi tetap aja gue gak mau lo juga harus keseret"

Rey hanya memutar bola matanya malas, " lo tau gak sih gar, dengan lo sendiri ngehadapin mereka lo yakin bakal bisa bertahan?" Rey meminum minuman yang berada di atas meja, rasanya tenggorokan nya sangat gatal ingin memaki Agara yang sangat keras kepala.

"Sekarang semua masalah gue dan keluarga gue udah selesai Rey, dan liat gue masih bisa bertahan kan?"

"Hahaha! Apa, lo bilang apa barusan? Ih ya ampun ketawa banget gue dengar nya gar, gar. Lawak banget serius" Tawa Rey, untung tidak tersedak oleh minuman yang sedang diminumnya.

"Maksud lo apa njing!" bentak Agara kesal.

"Maksud gue? Maksud gue itu ya ngetawain lo lah goblok banget jadi manusia, heran dah!" Reyhan mendengus, Agara itu sangat sumbu pendek sekali.

Brak!

Agara menggebrak meja dengan kasar, yang membuat beberapa orang yang juga sedang di duduk di sana melihat ke arah mereka.

"Anjing lo ngetawain keluarga gue, anjing lo bangsat!" Teriak Agara tertahan sambil mencengkram erat baju Rey yang berada di depannya.

"Lo sama abara ini benar-benar udah terlena ya sekarang. Asal lo tau justru masalah besar yang lagi nunggu lo berdua bodoh"

"Gak usah sok tau sama masalah gue anjing" teriak Agara lepas kendali.

Duk

Rey dengan mudah nya menepis tangan Agara yang berada di bajunya.

Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang