"Tapi mom, aku gak bisa begini terus"
"Berani kamu atur-atur saya?" Ucap Rose dengan tajam.
"Mom...., aku mohon. Udah cukup mom" mohon Agara.
"Kamu mau keluar sendiri atau saya suruh satpam nyeret kamu keluar"
Agara terdiam, lalu menyeretnya kaki nya untuk berjalan keluar dari ruangan mommy dengan langkah lesu, tak lupa Agara tersenyum kepada sekretaris mommy nya.
"Gue harus gimana lagi? mommy pasti bakal punya rencana yang lebih dari ini, gue udah gak kuat, gue capek"
"- dan perasaan gue juga gak enak" lanjut Agara.
Agara tak mengetahui bahwa ada seseorang yang tengah mengawasi dirinya.
"Kasihan kamu sayang, saya bakal bawa 'dia' secepatnya untuk membawa kamu dan abara pergi, dan semoga abara cepat sadar sama semua hal yang mengganjal yang terjadi" ucap seseorang yang memakai pakaian serba hitam dan memantau Agara dari belakang.
Saat hendak memasuki mobil nya, ada sebuah mobil lain yang terasa familiar mengalihkan perhatian Agara.
"Abara?" Panggil Agara pelan saat melihat siapa pemuda yang keluar dari mobil tersebut.
Sedangkan Abara menatap Agara dengan salah satu alis nya diangkat, bertanya apa yang sedang dilakukan Agara disini.
"Anterin cake mommy, tapi katanya lo gak bisa tadi" Jawab Agara.
"Gue kira lo gak bakal nganterin" balas Abara.
Setelah nya abara melenggang pergi begitu saja melewati Agara sambil menenteng sebuah kotak cake untuk mommy nya.
"Bar lo gak mau pulang?" Tanya agara, yang membuat langkah riang Abara terhenti.
"Selama lo masih ada di rumah itu, gue gak bakal pulang"
"Tapi bar segitunya lo sama gue? gue kembaran lo kalau lo lupa" ucap Agara.
"Abara gue mohon ......," mohon Agara dengan sungguh-sungguh, "tolong pulang bar," lanjut Agara kemudian.
"Gak usah maksa. Lo gak berhak ngatur gue mau pulang atau enggaknya" Tekan Abara melihat kearah Agara yang ada di belakang nya.
'Tapi ini udah terlalu lama bar, gue bahkan udah lupa kapan terakhir Lo betah tinggal lama di rumah,
sebenarnya apa mau lo Abara?" Tanya Agara dengan nada kesal nya."Gue mau lo pergi dari rumah itu, baru gue akan pulang ke rumah" Balas Abara sekenanya.
"Mending lo gak usah pulang selama
nya deh, karna untuk kali ini gue gak bakal bisa ngabulin permintaan lo""Gue tau, karna lo egois Agara,"
"Hey look at me, gue selalu nurutin semua permintaan lo Abara," Balas Agara dengan sarkas, di ikuti oleh tatapan tajam nya, "Apalagi yang harus gue lakuin bar, supaya lo mau pulang. Tapi untuk pergi dari rumah gue gak bisa dan gak akan pernah bisa,"
Abara terdiam tapi kemudian senyum terbit dibibir pemuda dengan eye smile tersebut, "Gue mau lo nurutin semua permintaan gue. Ngerjain semua tugas gue, gak nolak apapun perkataan gue " Ucap abara santai.
"Kalau bahasa simpelnya sih, lo jadi babu gue, gimana?" Ucap Abara dengan senyum sinis nya, karena dia tau Agara tidak akan setuju.
Agara terdiam mendengar semua persyaratan dari Abara.
"Pasti dia bakal makin semena-mena sama gue ,tapi bukannya itu pertanda bagus gue bisa lebih dekat sama kembaran gue"
"Yaudah kalau gak ma-" ucapan Abara terhenti saat Agara dengan semangat berteriak, "Gue mau!" Teriak Agara cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn
Teen Fiction"Gue gak mau satupun orang tau kalau lu kembaran gue, paham!" "Abara I won't say as long as it can make you happy, I will be happy too" ⚠️WARNING⚠️ CERITA INI HANYA CERITA FIKSI,CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR, JADI DIHARAPKAN TIDAK DIBAWA KE DALA...