Kedua body guard Lingga membawa Lingga menuju rumah milik Ayahnya. Hari ini bukan akhir pekan, lalu kenapa dirinya harus datang ke rumah ini?
"Saya harap kamu melepaskan Aksara untuk Dea" ucap Tante Vinda yang tengah menyidak Lingga.
Lingga yang jengah dengan permasalahan ini, hanya memutar bola mata malas.
"Kenapa sih te? Maksa banget? Emang apa untungnya Kak Dea nikah sama pak Aksara?" Ucap Lingga.
"Toh juga karyawan ayah masih banyak. Kenapa harus Pak Aksara??" Lanjutnya.
"Aksara itu pria yang tepat untuk menjadi suami Dea. Di usia Dea dia membutuhkan pria yang sepertinya. Aksara juga dia sudah waktunya menikah. Sedangkan kamu? Kamu masih terlalu kecil untuk dia!" Papar Tante Vinda dengan nada yang meninggi.
"Saya ngga akan pernah melepaskan pak Aksara dengan siapapun. Meski itu dea sekalipun!" Pungkas Lingga.
"Jika kamu masih kekeh seperti ini, Saya bakal pastikan, Aksara yang meninggalkan kamu!"
Tante Vinda melenggang pergi. Meninggalkan rasa kesal pada Lingga. Ia yakin, setelah ini Ayah yang akan turun tangan. Dan itu, akan semakin sulit.
"Pak aksara? Apa lo bakal ninggalin gw setelah ini?" Gumam Lingga pada dirinya sendiri.
****
Setelah Hari dimana dia bertemu dengan Tante Vinda, dia berusaha mendekatkan diri lagi kepada Aksara. Mengirimi aksara fotonya, menggodanya, dan mengajaknya pergi mencari makan.
Kini mereka berdua berjalan - jalan di mall. Tangan Aksara menggandeng erat tangan Lingga. Setelah lelah bermain Es Skatting, mereka makan di McD.
"Mas Aksara, aku mau es krim" ucap Lingga.
"Jangan banyak - banyak makan es krim. Kan kamu udah manis"
Lingga tersipu karena rayuan Aksara. Dia memukul lengan aksara lembut.
"Ling!" Panggil aksara tegas. Dia menampakkan wajah panik.
"Kenapa mas?" Tanya Lingga ikut panik.
"Jangan senyum - senyum, kamu manis banget soalnya" ucap Lingga pelan.
Lingga justru tertawa kali ini. Dirinya Rasa Aksara sudah berbeda dengan Aksara yang dulu pernah dia kenal. Dulu dia tidak selucu ini, namun sekarang, kenapa menjadi ahli menggombal?
"Es Krimnya udah aku pesankan, tinggal nunggu di panggil. Aku ke toilet sebentar." Pamit Aksara.
Lingga hanya mengangguk. Dia duduk kursi yang di sediakan. Dia menamatkan segala penjuru mall. Memperhatikan manusia - manusia yang berlalu lalang.
Tak lama Lingga mendapatkan es krim pesanannya. Sedangkan Aksara masih belum menampakkan diri.
"Lingga?"
Suara pria yang tidak asing bagi Lingga. Sudah lama mereka tidak bertemu. Dan kini mereka bertemu kembali.
"S- Sean? Kok lo disini?"
Kalimat yang tidak pernah absen dirinya Lontarkan tatkala bertemu. Entah, mengapa bisa terucap begitu saja. Padahal dirinya juga sudah melupakan Sean.
"Lo kesini sama siapa?"
Ucapnya. Dia masih seperti dulu. Selalu memiliki pesona sendiri. Bibirnya beserta senyumnya selalu tidak pernah absen.
"G-gue sama, pacar gw."
"Dimana dia?"
"Masih di tolilet"
Sean menatap Lekat wajah Lingga. Senyumnya masih terukir. Mendengar Lingga tergagap saat bertemu dengannya membuat Sean semakin gemas dengan gadis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Lingga
Teen Fiction"masa iya anak SMA ngacak - ngacak pikiran gue?" ..... "Tolong saya sekali lagi dong pak, penguntit gila itu masih ngikutin saya. Please pak" tangannya mengatup dengan memohon agar pria itu membantunya lagi. "Oke! Sini ikut saya" Pria dewasa itu m...