"Kita nonton bareng teman - teman kamu?" Tanya Aksara yang melihat Shenna dan Hani, beserta 2 laki - laki."Iya lah. Biar rame"
"Saya ngga nyaman, saya balik aja kalau gitu"
Aksara berhenti dan akan membalikkan tubuh. Namun sebelumnya mampu di tahan oleh Lingga.
"Ngapain balik?? Harus di nyaman - nyamanin. Pak aksara ga kasian sama saya? Kasihanilah saya pak, saya jomblo sendiri loh"
Melihat raut muka Lingga yang memelas seperti itu, timbul rasa tidak tega. Gadis itu sangat menawan. Parasnya membuat Aksara terbuai. Alhasil dirinya hanya mengikuti kemauan Lingga.
Kedua laki - laki itu adalah pacar Shenna dan Hani. Laki - laki yang memiliki tinggi setara Aksara, mengenakan jaket jeans biru, celana jeans hitam, lengkap dengan jam tangan di sisi kanan, bernama Zico. Dia pacar Shenna. Mereka sudah menjalin hubungan baru - baru ini. Zico satu sekolah dengan mereka.
Sedangkan pria berkacamata, mengenakan kemeja flanel celana jeans itu pacar Hani. Namanya Sandy. Mereka sudah menjalin hubungan sejak SMP. Tidak di ragukan lagi, betapa bucinnya keduanya. Itulah sebab mengapa Hani tidak ingin kuliah keluar negeri, karena tidak sanggup LDR. Khusus untuk Sandy, hanya dirinya yang tidak satu sekolah dengan mereka.
Lingga duduk disebelah Aksara. Mereka duduk dekat tangga. Terlihat jelas, Aksara tidak nyaman berada diantara mereka. Melihat hal ini, Lingga terus mengajak Aksara berbicara agar pria dewasa itu tidak merasa diacuhkan.
Selama film berjalan, Lingga mengamati Aksara diam - diam. Film yang bergenre komedi, awalnya tidak dapat menarik perhatian Aksara. Wajah Aksara bahkan tampak bosan.
Seiring terputarnya film, Lingga beberapa kali mencoba menarik perhatian Aksara untuk lebih mengamati film di depan mereka. Sampai akhirnya, Aksara mulai tertarik berkat detail - detail film yang di sebutkan oleh Lingga.
"Lah iya ya, kenapa ada motor kebalik gitu? Kalo sepeda mah masih mending, la ini motor. Ahahah" tawanya.
"Terus itu kenapa kaus kaki cap sekolah juga di bingkai? Ahahah. Gila banget" racaunya.
Akhirnya Aksara menikmati film. Tawanya berbaur dengan tawa pengunjung bioskop. Jarang sekali Aksara menampakkan wajah itu. Setelah hari dimana mereka pergi ke pasar malam, kini Lingga melihat ekspresi wajah itu lagi.
"Kita mau kemana lagi ini?" Tanya Shenna.
"Ke time zone aja yuk" ajak Hani.
Mereka semua akhirnya menyetujui itu. Mereka berpencar untuk bermain permainan yang ingin mereka mainkan. Sedangkan Lingga yang masih harus berjuang membuat Aksara menikmati saat - saat ini.
Seperti janjinya pada Mamah Aksara kala itu, Lingga akan membuat Aksara menikmati masa remajanya kembali. Ini adalah salah satunya. Pergi ke pasar malam saat itu, juga menjadi bagian dari rencana Lingga.
Ia ingin, Aksara memikirkan dirinya. Kebahagiaan untuk dirinya sendiri, bukan kebahagiaan untuk orang lain. Aksara berhak atas kebahagiaan dirinya.
Mereka semua berpencar mencari permainan yang mereka inginkan. Jelas saja berpasangan. Mana mungkin tidak. Seandainya Aksara jadi meninggalkan Lingga sendiri, sudah di pastikan Lingga hanya menonton keseruan teman -temannya yang sedang dating
"Pak aksara mau main yang mana dulu???" Tanya Lingga.
"Capit boneka aja deh. Yang gampang"
Lingga mengiyakan. Beberapa kali dirinya mencoba mencapit, masih saja gagal. Namun aksara masih penasaran karena tak kunjung juga mendapatkan boneka yang dia mau. Aksara membidik boneka saun the sheep mungil itu. Dia berharap dapat mencapitnya kemudian memberikannya pada Lingga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Lingga
Teen Fiction"masa iya anak SMA ngacak - ngacak pikiran gue?" ..... "Tolong saya sekali lagi dong pak, penguntit gila itu masih ngikutin saya. Please pak" tangannya mengatup dengan memohon agar pria itu membantunya lagi. "Oke! Sini ikut saya" Pria dewasa itu m...