Rp. 50.000; -

2.5K 85 0
                                    

Ting...

Sean penguntit gila

Kok ga sekolah?

Lingga melihat notifikasi chat yang muncul di layar handphonenya. Dia mendesah kasar karena notif itu berasal dari sean. Pria yang tidak ada hentinya untuk mengganggu dirinya. Padahal kemarin dia sudah memeperkenalkan pacar baru Lingga, tapi untuk apa kini dia tetap memperdulikan Lingga?

"Bapak udah sarapan belum?" Tanya Lingga tak memperdulikan chat dari Sean.

"Udah"

Suara lingga tak lagi keluar. Dia membiarkan Aksara kembali fokus dengan pekerjaan yang sedang dia lakukan.

Lingga mengskroll menu makanan di aplikask ojek online. Dia memesan beberapa makanan dan minuman karena perutnya berdemo untuk makan. Setelah memilih dia segera mengirimnya.

Dia hanya perlu menunggu beberapa saat.

Selama penantiannya itu, Lingga menghabiskan waktu untuk bermain slitter. Ular ular yang akan semakin besar dan panjang jika terus memakan makanan.

Beberapa kali dirinya berdecih karena ularnya yang telah berukuran besar selalu kalah dengan ular kecil.

Drrrttt...

📞+62...(is calling)

"Halo iya pak?"

...

"Langsung ke lantai 5 ya pak."

...

"Iya ruangan pak Aksara."

...

"Baik pak saya tunggu yaa"

Sambungan telfon itu telah berakhir. Lingga segera mencari uang receh untuk menampah upah pada kurir yang mengantar makanan. Namun sialnya dia tak menemukan uang cash di dompetnya. Hanya beberapa lembar uang receh pecahan 1.000 dan 2.000. Itupun tidak pas 20.000.

Dia melirik pada Aksara yang masih fokus terhadap pekerjaanya.

"Pak aksaraaa" senyum lingga merekah dan suara yang dibuat manja. Meminta uang pada pria yang baru ia kenal mungkin tidak ada salahnya. Tapi ini sudah dipastikan akan sangat memalukan.

"Pak saya boleh pinjam uang 50.000 kah? Buat tambah ongkos pak kurir. Saya ngga ada uang cash" lingga memohon pada pak aksara.

"S-saya langsung ganti deh. Nomor rekening bapak berapa? Atau nomor E-Wallet bapak? Saya langsung kirim sekarang"

Aksara merogoh kantong belakangnya. Dia mengambil uang berwarna biru. Sesuai dengan nominal yang Lingga inginkan. Aksarapun memberikannya pada Lingga.

Tok .. tok.. tok..

"Kurir makanan!" Suara seorang pria dari luar.

Tanpa aba - aba, Lingga segera membuka pintu. Bibirnya merekah melihat kantong kresek yang kurir itu bawa. 2 kantong kresek. Besar dan kecil.

Ia segera mengambil alih kedua kantong kresek itu. "Ini ya pak, tipsnyaa."

Lingga meletakkan kantong kresek di meja sofa. Dia duduk di bawah dan menata makanan yang dia beli. Dia menggosok - gosokan tangan karena bau makanan fast food yang sangat dia cintai.

Aksara LinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang