Sejak terucapnya ikrar Aksara pada saat itu, Aksara selalu menanti akhir pekan. Setiap hari bahkan Aksara tidak pernah melewatkan untuk tidak menghubungi gadis itu.
Entah apa saja yang akan dirinya bahas, yang jelas ia memerlukan kabar dari gadis itu. Meski jika Aksara harus bertengkar dengannya.
Akhir pekan Aksara saat ini menjadi lebih mengesankan. Masa remajanya dulu hilang, karena ia harus merelakannya untuk mengejar sesuatu yang lebih berharga. Yakni prestasi. Ketika Aksara dewasa, dirinya tidak merasakan menjadi seseorang yang bahagia seperti seharusnya yang dirinya impikan.
Ia hanya menjadi bahagia disaat keluarganya merasakan kebahagiaan juga. Aksara tumbuh menjadi pria yang selalu menghangatkan. Tapi Aksara lupa, bahwa dirinya juga perlu kehangatan.
Dan kini, Lingga datang membawa kehangatan. Caranya meluluhkan dinding es pada hatinya, begitu mulus. Aksara membuka diri untuk Lingga.
"Emang tamunya siapa si pak? Kok mama sampe buat makanan banyak?" Tanya Lingga saat mendapatkan kabar mendadak dari Aksara. Ia mengajak Lingga makan bersama keluarganya.
"Temannya Raras. Mau makan - makan di rumah sekalian ngerayaain ulang tahunnya. Nah mamah minta kamu juga di ajak."
"Loh kamu kok ga bilang kalau Raras ulang tahun? Masa aku ga bawa apa -apa si?"
"Udah ga usah, terlanjur juga"
"Kamu si"
Aksara terkekeh melihat Lingga yang kesal kepadanya. Kini mereka sudah sampai di parkiran rumah Aksara. Disana sudah terparkir beberapa kendaraan. Menandakan sudah ada yang datang.
Lingga menyernyitkan dahi ketika melihat ada seorang pria yang sangat dirinya kenal. Memarkirkan motor setelah kedatangan Lingga dan Aksara.
"Ayok masuk" ajak Aksara.
"Eh pak, itu bukannya-?" Ucap Lingga tertahan saat pria itu sudah mendekat kepada keduanya. "Kak Egan?"
"Hai Ling, Mas aksa"
"Loh kalian kenal? Eh maksut ku kok bisa kenal?"
"Gw temannya Raras, Ling" ucap Egan.
Lingga memanggut - manggutkan kepalanya pertanda mengerti. Kini ketiganya masuk kedalam rumah yang sudah diisi banyak orang. Raras menyambut tamunya dengan senyum merekah. Perempuan itu tampak sangat bahagia ketika mengetahui jika Egan telah sampai.
"Hai mas egan"
"Hai, selamat ulang tahun ya ras. Ini kado dari aku"
'Weh apa nih aku kamu an????' Batin Lingga.
'Yaaahh punya saingan. Aduuuhh makin susah aja nih jalan gw buat dekat sama kak Egan'
"Eh kakak ipar ku juga udah dateng!!!!" Ucapnya dengan sumringah. Dia lantas bercipika cipiki dengan Lingga. Dirinya memeluk gemas.
"Iiisshh jangan panggil gitu, aku malu tahu!" Ucap Lingga di buat - buat.
"Kan emang kakak ipar kuuuu"
Raras semakin menggoda Lingga di depan teman - temanya. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa Aksara telah memiliki pendamping. Banyak dari teman - teman Raras yang ingin berkenalan dengan pria itu. Bahkan ada yang terang - terangan menawarkan diri untuk dinikahi oleh Aksara.
"Eh tapi, aku kesini ga bawa kado. Mas mu baru bilang kalau kamu ulang tahun baru aja. Waktu berangkat. Hmm.." Lingga menyebikkan bibir.
"Ga papa yaaampun kakak ipar."
Lingga tampak berpikir apa yang disukai oleh perempuan. Raras mengajak Lingga untuk duduk bersama dengan teman - temannya. Beberapa kali Lingga menyapa dan memperkenalkan diri pada teman - teman dekat Lingga. Sedikit canggung, karena Lingga baru pertama kali bertemu dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Lingga
Подростковая литература"masa iya anak SMA ngacak - ngacak pikiran gue?" ..... "Tolong saya sekali lagi dong pak, penguntit gila itu masih ngikutin saya. Please pak" tangannya mengatup dengan memohon agar pria itu membantunya lagi. "Oke! Sini ikut saya" Pria dewasa itu m...