Aksara berjalan memasuki rumah dengan pikiran kacau. Sejak kepulangannya dari Bandung bersama Lingga beberapa minggu yang lalu, itu adalah kali terakhir ia bertemu.
Setelah hari itu, Aksara sulit menemukan Lingga. Bahkan dia menyengaja untuk menunggu Lingga di gerbang sekolah pun, ia masih tak dapat bertemu.
Kemarin, Aksara di undang makan malam di rumah Pak Wiratama, namun ia juga tak bertemu Lingga. Akun media sosial miliknya juga sulit di cari. Sampai Aksara bingung dengan cara apa lagi agar mereka dapat bertemu.
"Mas? Mama mau ngomong. Ini penting!" Mama Aksara menghadang anaknya yang hendak menaiki anak tangga.
"Ada apa ma?" Jawab Aksara lelah.
"Kamu mandi terus ganti baju dulu, mamah tunggu di meja makan"
Mama saat ini tampak serius. Raut mukanya menunjukkan kegusaran. Aksara segera menyelesaikan urusannya lalu menemui Ibunya itu.
"Iya ma ada apa?" Tanya Aksara seraya menyeret kursi meja makan untuk ia duduki.
"Kenapa kamu putus sama Lingga?"
Aksara menghentikan aktivitasnya memotong pear. Ia menatap wajah milik ibunya.
"Kamu jujur aja ga papa." lanjut ibunya karena melihat anaknya itu yang diam saja.
Aksara merasa ibunya mengetahui fakta ini dari Lingga langsung. Namun setahunya, Ibunya tidak memiliki kontak Lingga. Pasalnya memang Lingga tidak berkenan untuk memiliki nomor Mamah Aksara.
"Mama tau dari siapa?"
"Lingga. Dia tadi siang ke sini. Dia jelasin kalau udah ga sama kamu lagi. Tapi dia suka sama keluarga ini. Dia izin juga untuk bisa tetap kesini meski kamu nantinya akan bersama perempuan lain. Nah yang mama mau tanyakan, kenapa kamu memutuskan hubungan dengan Lingga? Anak itu baik, bahkan meski umurnya jauh di bawah kamu, dia bisa menempatkan dirinya. Terus apa yang kurang?"
Mama menjelaskan panjang lebar.
"Kalau aku memutuskan untuk selesai, ya berati ada ngga cocoknya kan ma" jawab Aksara sekenanya.
"Nah iya, yang mama tanyakan apa yang buat kamu ngerasa ga cocok sama dia?"
"Mama ngga usah terlalu memikirkan kenapa - kenapanya, aku sama Lingga juga udah sepakat buat selesai tanpa ada masalah yang berat kok."
Aksara kebingungan hendak menjawab. Pasalnya sejak dia mengatakan pada Lingga di Caffe waktu itu, dia masih belum menceritakan apapun tentang hubungan mereka. Dan selama itu pula, Aksara mencari celah dimana dia akan menceritakan.
Namun celah itu belum dia temukan. Sampai Lingga sendiri yang menceritakan. Aksara tahu, gadis itu melakukannya karena ingin membantu Aksara.
Dirinya mengerti mengapa Aksara tidak kunjung menjelaskan kepada kedua orang tuanya, oleh karenanya Lingga memberanikan diri untuk memulainya.
"Mama mau lihat calon kamu yang di katakan oleh Lingga"
Aksara tertegun. Ternyata Lingga tidak sekedar menceritakan berakhirnya hubungan mereka, namun juga pada kehadiran Dea.
"Nanti akan aku bawa dia kesini, tapi ngga sekarang ma"
"Mama harap, dia wanita yang terbaik untuk kamu. Mama dukung apapun yang ingin kamu lakukan. Asalkan kamu masih dalam batas."
****
Sejak 2 jam yang lalu, Aksara mengutak atik Instagramnya. Dirinya mencari keberadaan akun Lingga. Namun tetap saja hasilnya nihil.
Dia mencari akun milik Shenna, namun di kunci, sedangkan milik Hani hanya berisikan unggahan dirinya bersama pacarnya. Sangat sulit menemukan gadis itu di sosial media.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Lingga
Teen Fiction"masa iya anak SMA ngacak - ngacak pikiran gue?" ..... "Tolong saya sekali lagi dong pak, penguntit gila itu masih ngikutin saya. Please pak" tangannya mengatup dengan memohon agar pria itu membantunya lagi. "Oke! Sini ikut saya" Pria dewasa itu m...