Hack

2.4K 94 0
                                    

Semalam lingga tidak tidur karena pikirannya terus saja melayang - layang. Dia dapat tertidur ketika puji -pujian di Masjid berkumandang. Itupun tidur nya resah.

Dia tak bersemangat bagi ini. Motor vespa yang dia kendarai terbilang pelan dari biasanya. Ia menyernyitkan dahi ketika sampai parkiran berpapasan dengan mobil milik Aksara.

Senyumnya ia paksa merekah setelah memarkirkan motor. Mendatangi aksara dengan seceria mungkin. "Pagi pak aksaraaaa!" Sapanya.

Tangan lingga lngsung menopang dua meminta Handphone nya kembali. Tak butuh waktu lama, aksara langsung memberikannya.

"Terimakasih pak aksara telah menjaga barang berharga milik saya" ia mengatupkan kedua tangannya dan menundukkan kepala.

Aksara memukul pelan Kepala gadis itu yang selalu saja melebihkan segala sesuatu.

"Aduh. Jangan gitu dong pak, otak saya nih berharga. Mau saya jual, soalnya ga pernah saya pake" Lingga mendengus kesal.

"Itu mata kamu kenapa?"

Lingga cepat - cepat mengaca menggunakan layar Handphonenya. Menamatkan apakah sebab dimatanya terlihat jelas.

"Huhuhu. Ya saya nangisin HP saya lah pak. Saya kira hp saya hilang di ambil orang. Hiks" bibirnya menyebik. Membuat semua seakan sangat menyedihkan jika gawainya itu menghilang.

"Kalau bukan Karena Kak Egan yang ngasih tahu, saya yakin sih bakal nangis sampe sekarang." Lingga memelaskan diri. Seakan dirinya benar - benar menangisinya.

"Bohong kan kamu. Ga usah kek orang susah! Ilang pun juga kamu bisa beli baru!"

Aksara tahu, Lingga tengah membohonginya. Mustahil anak ini menangisi gawai seperti itu. Bahkan semalam Aksara telah memeriksa seluruh yang ada di benda gepeng itu. Tidak ada sesuatu apapun yang bisa membuat gadis itu tak merelakannya hilang.

Namun itu bukan urusan Aksara bukan mencari tahu mengenai latar belakang gadis itu. Dia bahkan tidak peduli. Yang perlu dirinya luruskan hanyalah mengenai kelicikan Sean.

"Gini - gini isinya berharga pak. Jangan salah. Ad-"

"Hp isinya cuman wa, istagram, twitter pun juga ga pernah ngetwit, game ga pernah menang, video foto ga jelas, itu yang lo bilang berharga?"

"WAH... WAH BAPAK KURANG AJAR YA! LIHAT - LIHAT ISI HP SAYA! UNTUNG SAYA GA PUNYA FOTO BUGIL! HUH!" Lingga menyolot.

"Terus kalau kamu punya foto bugil kamu buat apa? Mau kamu sodaqoh kan ke om - om hidung belang gitu?" Tanya aksara semakin jadi karena menanggapi gadis ini.

"Bapak Juga om - om, jangan - jangan bapak sering dapet sodaqoh foto bugil anak remaja ya?"

"Kurang ajar!" Ia menendang lutut kiri Lingga pelan. Dirinya sangat kesal jika terus - terusan meladeni gadis gila ini.

"Aw aw aw. Sakit. Tolong, tolong ada kekerasan" Lingga mengaduh karena tendangan Aksara.

Namun dirinya berpura - pura yang padahal hal itu sama sekali tidak sakit. Bahkan dengan sengaja ia menyentuh kaki kanannya. Seakan benar - benar di tendang sangat keras.

"Ga usah lebay!" Aksara menonton kebodohan Lingga. Seakan tontonan orang bodoh sedang berpura - pura.

"Ada yang saya perlu bicarakkan. Penting!" wajah aksara berubah mode serius.

"Jangan pak, saya belom siap nikah. Hiks. Nan-"

"Diem" pungkas Aksara.

"Kamu benar soal mantan pacar kamu itu. Siapa namanya?" Tanya Aksara.

Aksara LinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang