Bangun

2.1K 84 0
                                    

Mata Lingga mengerjap beberapa kali. Mencoba untuk menyesuaikan cahaya pada matanya. Langit - langit kamar Rumah sakit yang dirinya lihat.

Nafasnya berhembus kasar.

"Masih hidup ternyata. Nyawa gue berapa sih? Perasaan udah sering nih gue nyoba bundir" gerutunya pada diri sendiri.

Ia terbangun dari koma setelah hampir 3 bulan. Seperti biasanya, saat terbangun di rumah sakit tidak pernah ada siapapun disini.

Ia mencoba menggerak - gerakkan tangannya. Ia merasa lemas. Alhasil dirinya hanya dapat mengerjap meski sulit menggerakkan badan, dia terus mencoba.

Ia haus sekali.

Ngggiiikkk

Suara pintu terbuka. Menunjukkan batang hidung Zico disana.

"Loh elo? Sejak kapan lo bangun? Weh kabarin dulu ke Shenna Hani."

"Alay lo"

"Mereka khawatir sama elo anjir! Malah di katain alay."

"Mereka kenapa ga kesini aja langsung."

"Mereka udah mulai kuliah."

"Bukannya bulan September mereka mulai kuliah?"

"Lu kira ini bulan apa ngab? Lo udah ngelewati 3 bulan rebahan di kasur itu ling"

"T-tiga bulan? Becanda lo?"

"Di kasih tahu malah ngeyel. Tadi lo udah di periksa apa belum?"

"Ga tahu, gue buka mata ga ada orang. Sampe lo datang"

"Yaelah. Kagak ngomong, bentar gue panggilin perawat dulu. Biar di periksa keadaan elo."

Zico kembali meninggalkan Lingga. Tak lama ia datang bersama perawat. Perawat menyampaikan bahwa Lingga kini jauh lebih baik - baik saja.

"Kakak lo jadi nikah sama pacarnya. Pak Aksara ga jadi nikahin dia."

Lingga melirik pada Zico. Mendengar itu, Lingga bersyukur. Meski dirinya tidak akan pernah bisa lagi untuk dekat dengannya.

"Mending lo belikan gue bubur, gue laper." Ucapnya.

Zico menuruti gadis itu. Jika bukan karena Shenna, sudah pasti dirinya akan mendebat perintahnya.

****

2 Tahun kemudian.

Sejak terbangunnya Lingga dari koma, ia tidak berkenan untuk bertemu Aksara. Ia meminta kepada Ayahnya untuk mengirim body guard yang menjaga diluar kamarnya. Agar Aksara tidak dapat masuk kedalam.

Ia hanya memperbolehkan Zico dan Sandy. Jika Shenna pulang, maka ia memperbolehkan gadis itu masuk.

Mereka tidak pernah lagi bertemu. Lingga juga tidak pernah mencari tahu tentang pria itu. Ia tahu, didalam hatinya ia tersiksa. Karena cintanya tidak dapat bersatu dengan Aksara.

Lingga tidak berkenan untuk mengejar pria itu, sadar diri. Aksara mengatakan jika ia bukan perempuan yang tepat untuknya. Jadi untuk apa dipertahankan lagi?

"Iya yah?" Ucap Lingga pada sambungan telfon dengan orang diseberang sana.

"Ayah sakit, ayah ingin bertemu dengan kamu"

"Lingga masih sibuk yah"

Saat ini Lingga memisahkan diri dengan keluarganya. Ia ingin hidup sendiri tanpa harus menderita dengan segala keadaan yang ada.

Ia tinggal di kota yang jauh dari Ayahnya. Kuliah di kota itu ada baiknya. Agar tak terus di usik dengan segala perasaan yang ada.

"Ayah mohon."

Aksara LinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang