63

52 5 0
                                    

Beberapa minggu berlalu, semua sama sekali tidak berhubungan baik itu secara langsung maupun virtual.

Semua sedang mempersiapkan ujian masuk universitas yg akan diselenggarakan tidak lama lagi.

Jaehyun juga menjadi anak ambis untuk sekarang, ia tidak main-main kalau soal pilihan hidup seperti ini. Apalagi, universitas dan jurusan yg akan dia ambil ini memiliki daya saing yg sengit dengan potensi lulus yg sangat tipis.

Untuk sejenak, jaehyun melupakan masalah yg ada dibelakangnya beberapa hari yg lalu. Ia juga belum mengetahui apa hal yg akn ia temui nanti.

Gahyun, ia sedang bersiap, pertama mempersiapkan skill akademik, lalu ia akan mempersiapkan diri untuk keberangkatannya. Ya, ia akan melakukan test di kota dimana kampusnya berada.

Gahyun kesana tidak sendirian, ia ditemani mama, sekalian mama juga ingin liburan dan menjenguk sangyeon.

"Ma, besok jam berapa pesawatnya?" Saat makan malam, sebelum mama dan gahyun berangkat besok. Papa menanyakan kembali jadwal penerbangannya.

"Eh iya, jam berapa dek? Mama lupa." Kebiasaan mama pasti lupa jam keberangkatan karena gugup.

"Jam 10 ma, ya paling gak dari rumah kita jam 8 lah." Gahyun si penyelamat mama.

"Oke, ntar kakak aja yg anter ya. Papa ada meeting kan?" Juyeon yg selalu ingat jadwal papa.

"Iya, besok ada meeting sama owner sih, maaf ya papa gak bisa anter, soalnya papa udah harus prepare dari pagi."

"Iya pa, sans aja lahh, adek baru tes aja ini kok. Ntar kalo udah keterima, papa harus ikut pas adek pindahan ya."
*****
Singkatnya semua terjadi semestinya, setelah selesai tes masuk, jaehyun ingin sedikit merilekskan otak nya.

Ia pergi dengan motor nya, berkeliling kota tanpa tujuan arah. Namun ada sepercik harapan untuk ia dapat bertemu dengan seseorang.

Pemberhentiannya kini di sebuah kafe kecil, tempat waktu itu ia dan gahyun pernah beli minuman.

Jaehyun memesan minuman dan menunggu pesanannya disiapkan.

"Soodam?" Ternyata soodam juga sedang berada di sana.

"Woy!" Jaehyun meneriaki soodam yg kebetulan lewat di depannya.

"Loh, elu!"

"Ehh lu ada kabar tentang gahyun gak?" Tanpa basbisbus jaehyun langsung menanyakan hal itu kepada soodam.

"Hari ini dia berangkat, mulai ngerantau." Soodam dengan santai menjawab jaehyun.

"Hah!! Lu jangan bercanda! Dia gak ngasih tau gua kalo mau keluar kota." Jaehyun kaget.

"Ya emang nya lu siapa, perlu banget dikasih kabar sama gahyun."

"Jam berapa pesawatnya terbang?"

"Kalo gak salah 45 menit lagi sih. Gua gak bisa nganter dia, soalnya gua abis ini masih ada test."

Tanpa aba-aba, jaehyun langsung keluar dari kafe tersebut dan tancap gas menuju bandara. Ia terus melaju dikecepatan yg cukup tinggi, berharap ia masih sempat mengucapkan selamat tinggal.

Jaehyun memarkirkan motor nya, tetapi bukan jaehyun kalau gelisah. Walaupun dalam keadaan terburu-buru seperti ini, jaehyun tetap tenang dan mengontrol emosi nya.

Ia kini sedang menuju bagian keberangkatan. Yg ia cari pertama adalah sekumpulan keluarga gahyun.

"Gahyun!!" Jaehyun ternyata ditakdirkan bertemu langsung dengan gahyun nya.

Jaehyun berlari menuju gahyun yg sudah siap dengan koper yg sangat besar, dan tas punggung berukuran sedang di pundaknya.

"Jaehyun..."

Jaehyun berhenti tepat dihadapan gahyun. Kedua nya saling bertatapan cukup lama. Tanpa mereka sadari, disitu ada kedua orang tua gahyun dan kakak gahyun.

"Beri mereka privasi ma." Papa gahyun seakan paham akan keadaan ini, dan sedikit menjauh dari mereka.

"Lu kok gak ngabarin gua kalo mau pergi? Kan bisa gua anter." Jaehyun masih mengatur nafasnya.

"Gua tau lu pasti sibuk, gua gak mau buat lu kepikiran. Anyway, gimana test lu? Lancar? Kedokteran kan pasti?" Gahyun langsung mengalihkan topik pembicaraan.

"Stop asking about me. Lu kenapa harus pergi?" Jaehyun dapat menghindar dari kecohan gahyun.

"Jae lu tau kan, banyak banget alasan orang ninggalin kota nya sendiri, ada yg harus cari nafkah, ada yg terpaksa, dan ada juga yg harus meninggalkan kota buat bisa bangkit dari keterpurukan. Gua option terakhir."

Jaehyun diam mendengarkan kalimat gahyun.

"Gua takut, kalo gua tetap terus di kota ini, gua bakalan gak bisa lupain trauma nya gua, ntar gua malah tekanan batin aja disini terus kan. Sudut kota mana sih yg belum kita lewatin?" Gahyun sambil memberikan senyuman tipis.

"Tapi, kapan lu bakalan balik lagi?"

"I dont know, maybe gua bakalan dewasa disana. Setelah lulus kuliah, gua meniti karir disana. Gapapa lah, gua bisa kok."

"Ga, gua mau minta maaf soal malam itu, gua gak bermaksud buat lu jadi sakit hati kayak gini, and know, gua sama sunhee udah gak ada hubungan apa-apa lagi. And i hope you understand. Please jangan pergi."

"Gua udah maafin lu setelah kejadian itu, tapi gua tetep harus pergi, gua sayang sama diri gua sendiri, gua gak mau liat gua terus-terusan terpuruk gegara hal yg bahkan gua sendiri belum ngerti apa." Gahyun dengan senyum lega.

"Tapi, kita bisa kan kayak dulu lagi? Seenggaknya, lu masih kasih kabar ke gua."

"Gua gak bisa janji soal itu, dan jaehyun, lu juga bakalan sibuk nantinya, gua tau betul sesibuk apa anak-anak FK, lu harus fokus sama karir lu juga."

Lalu tak lama setelah itu, tiba-tiba saja pengeras suara berbunyi, memberitahukan bahwa pesawat yg akan ditumpangi gahyun akan segera lepas landas.

"I have to go, lu jaga diri ya." Gahyun memegang lengan jaehyun.

"Can i hug you?" Jaehyun meminta izin terlebih dahulu.

Gahyun hanya memberikan anggukan.

Dengan lembut jaehyun memeluk gahyun, cukup lama.

"Suatu saat, kita bakalan ketemu lagi, dan disaat itu, gua akan nikah sama lu." Jaehyun berbisik sangat kecil di sebelah telinga gahyun.

Setelah jaehyun, kini gahyun mulai berpelukan dengan anggota keluarga nya.

"Kamu jaga diri ya disana, makan nya jangan telat, kalo ada apa-apa kabarin ya, kalo mau minta tolong apa-apa telepon kakak. Mama papa sama kak juyeon pasti bakalan kangen banget sama kamu."

Gahyun berjalan meninggalkan semua nya. Ia melangkah dengan mantap hati menuju kehidupannya yg baru saja akan ia mulai.

'Semua nya aku serahkan kepadamu tuhan. Apapun yg akan terjadi kedepannya, aku akan menerimanya.'

Terkadang, perpisahan bukanlah akhir dari segala nya, gahyun yg memilih untuk meninggalkan kota asal, hanya berkeinginan untuk melupakan segala masa lalu yg begitu memukulnya.

Sedangkan jaehyun, ia harus giat dalam hidupnya kali ini, masa depan adalah fokusnya sekarang. Tidak peduli seberapa kuat kenangan akan menghantamnya, namun ia yakin, suatu saat masa lalu itu akan menjadi masa depannya kelak.

THE END
***************

(before) Marriage || Lee Jaehyun (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang