“Pagi pak.” Tanya—Sekretaris Agarra memberikan salamnya kepada Agarra saat keduanya bertemu didepan lift.
“Pagi,” Balas Agarra singkat. Kembali sibuk dengan ponselnya. Bohong. Sebenarnya ia diam-diam melirik Tanya yang sedang tersenyum saat mengirimkan pesan kepada seseorang didalam benda kecil berbentuk persegi panjang tersebut.
Benar. Agarra menyukai Tanya. Agarra tidak ingat kapan ini terjadi, tapi ia yakin ia punya perasaan untuk sekretarisnya itu.
Sayangnya, Tanya tidak.
Tanya diam-diam berpacaran dengan Richard—Salah satu aktor top yang ada dibawah naungan perusahaannya Agarra.
Lift berbunyi yang menandakan mereka berdua sudah sampai dilantai yang Tanya pilih.
Lantai 17. Dikarenakan posisi keduanya berada dilantai yang sama, keduanya turun bersama-sama.
Kubikel Tanya berada didepan ruangannya Agarra.
Baru saja Agarra akan masuk, Tanya memberhentikan bossnya itu.
“Sebentar pak,” Agarra membalikkan dirinya dengan senyuman tipis yang berusaha ia tahan agar tidak menjadi senyuman lebar karena bagaimanapun, pagi ini Tanya terlihat sangat cantik.
“Ini pak,” Ujar Tanya memberikan sebuah paper bag kepada Agarra. “Sarapan bapak.” Ujar Agarra.
Agarra terlihat bingung, sepertinya ia tidak melihat Tanya memegang paper bag sebanyak ini tadi.
“Ah.. richard yang meletakkannya disini pada saat dia pergi ke lokasi syuting pagi tadi pak.” Jawab Tanya menjawab rasa penasarannya Agarra.
“Baik, terima kasih.” Balas Agarra, padahal ia merasa sangat kesal. Untuk apa aktornya itu pagi-pagi kesini untuk mengantarkan makanan?! Memangnya tidak ada kurir makanan?!
Agarra masuk ke dalam ruangannya dengan perasaan kesal. Namun ia sadar bahwa ia tidak punya hak untuk marah. Tanya bukan miliknya, ia tidak boleh merasakan perasaan seperti ini kan?
Tapi ya perasaan kan tidak bisa dipaksakan.
Bunyi telepon membuat Agarra terbangun dari lamunannya. Suara Tanya terdengar kemudian.
“Pak ghali datang dan ingin bertemu bapak. Apakah diperbolehkan masuk pak?” Ujar Tanya. Agarra mengernyitkan dahinya bingung. Untuk apa Abangnya kesini pagi-pagi?
“Oke, suruh masuk aja.” Titah Agarra. Tak beberapa saat kemudian, Ghali tiba di ruangannya Agarra.
“Abang harap tidak menganggu kamu.” Ujar Ghali masuk dengan senyuman sesalnya. Agarra menggeleng cepat.
“Engga ah bang, ada apa bang? Tumben banget.” Ujar Agarra. Mempersilahkan Ghali untuk duduk disofa, dan Agarra duduk di sofa samping kanannya Ghali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinara untuk Agarra ✔️
Romance[[E N D !]] Bertemu kembali dengan dia adalah hal terakhir yang Dinara inginkan. Dinara tidak tahu bahwa calon adik ipar yang sering di bangga-banggakan oleh kakaknya itu ialah luka lalu yang sudah lama ia buang. Agarra namanya. Keduanya bertemu...