"Bener mba! Saya ga bisa diam aja. Hih! Pengen banget tak cubit itu pak boss!" Ujar Tanya menggebu-gebu ke Dinara.
Dinara menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Saat ini, ia sedang bersama dengan Tanya disebuah coffee shop yang berada dekat dengan kantornya Agarra.
Tanya mengabari sesuatu yang membuat dahi Dinara berkerut bingung. Suaminya selingkuh?
Mana mungkin? Si Agarra?
Agarra yang paling bucin sedunia?
Masa?!?!?!
"Ni mba." Tanya menunjukkan foto punggungnya Agarra dengan seorang wanita disisinya. Dinara tidak bisa melihat siapa wanita itu, tapi yang disampingnya itu memang benar punggung yang selalu Dinara lihat setiap hari, dan punggung disamping Agarra itu juga benar punggung wanita. Tidak bolong berarti memang benar wanita. Plus, Manusia.
"Kamu yakin itu bukan kliennya, tan?" Tanya Dinara. Tanya berdecak. "Mba! Saya ini sekretarisnya loh! Dua hari yang lalu pak boss ga ada kegiatan, tapi minta di reservasikan meja di restoran, bukan sama mba kan?" Dinara terdiam. Dua hari yang lalu, Agarra bilang dia akan pulang larut karena ada kerjaan di kantor. Tapi apa ini?
Dia makan malam diluar? Sama siapa?
"Saya sudah cari tahu, dan ternyata makan malamnya memang bukan sama mba!" Ujar Tanya. Dia korban broken home karena ayahnya selingkuh, makanya Tanya menolak keras jika ada aksi selingkuh disekitarnya. Apalagi jika menimpa orang-orang yang ia kenal baik.
"Tapi ga mungkin agarra selingkuh sih.." Gumam Dinara. Tanya mengangguk. "Saya juga mikirnya begitu mba, saya sendiri tau se-cinta apa pak aga ke mba. Tapi apakah semuanya cuma pura-pura aja? Biar bisa nutupin aksi bejadnya?" Dinara terdiam. Duh! Jadi overthinking!
"Tapi saya lagi hamil gini, masa agarra selingkuh?" Denial Dinara. Untuk yang kesekian kalinya.
"Wah! Mba hamil?! Selamat ya mba, pa-- loh?! Lagi hamil gini, pak boss malah selingkuh?! Astaga jahat banget ya pak Aga!" Ekspresi senangnya Tanya tergantikan dengan wajah murkanya.
"Trus ini mba." Tanya menyerahkan struk dari toko jewelry ternama ke Dinara.
"Pak boss ada ngasih gelang ga ke mba?" Dinara menggeleng. Kedua matanya menyelusuri struk tersebut. 27 juta?
Untuk apa Agarra membeli gelang semahal ini? Tanpa sepengetahuannya?
"ENGGA KAN!" Sentak Tanya mengagetkan Dinara. Ini kenapa jadi lebih membara Tanya daripada dirinya?
"Coba nanti aku tanya dulu ke aganya, tan. Makasih yah." Respon Dinara membuat Tanya berdecak sebal. "Kok ditanya sih mba! Nanti pasti ya pak aganya bilang engga dong! Udah, mba ikutin aja diem-diem." Usul Tanya. Diem-diem? Ya ga mungkin dong. Jujur, Dinara percaya dengan Agarra. Makanya dia tidak begitu terusik dengan info dari Tanya.
"Oiya mba, setelah saya cari tau. Selingkuhannya pak aga satu SMA sama pak aga dulu, mba." Dinara terdiam. Satu SMA? Jadi karena ini, Agarra mau pergi reuni?!
Padahal dengar dari Naomi, sebelumnya Agarra tidak pernah muncul ke reuni yang diadakan untuk angkatan mereka.
Apa benar Agarra selingkuh?
"Beberapa hari lagi memang ada reuni angkatan kami, tan." Jawab Dinara. "Loh? Mba sama pak aga dulu satu sekolah?" Dinara mengangguk.
"Yaudah bagus deh! Coba mba liat, sama siapa pak aga main matanya!" Ujar Tanya. Dinara terdiam, haruskah ia ikut?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinara untuk Agarra ✔️
Romance[[E N D !]] Bertemu kembali dengan dia adalah hal terakhir yang Dinara inginkan. Dinara tidak tahu bahwa calon adik ipar yang sering di bangga-banggakan oleh kakaknya itu ialah luka lalu yang sudah lama ia buang. Agarra namanya. Keduanya bertemu...