Chapt 26 ; Lipstik merah

6.1K 375 47
                                    

“Ni mau kemana?” Tanya Dinara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ni mau kemana?” Tanya Dinara. Meraih sebuah lipstik dari dalam tasnya. “Ketemu Zio. Semalam sih gue uda konsultasi ke dia, soal gimana desain yang lo mau.” Ujar Agarra. Dinara tersenyum tipis. “Okay..” Balas Dinara.

“Gausah pakai lipstik.” Celetuk Agarra. Dinara menoleh bingung. “Hah?” Tanyanya. Takut ada yang salah dengan pendengarannya.

“Jangan pakai lipstick, gue bilang.” Dahi Dinara berkerut bingung. “Kenapa?”

“Ya gausah aja.” Dinara menggelengkan kepalanya. “Ga jelas.” Ujar Dinara. Tapi Dinara menuruti ucapan Agarra, wanita itu kembali memasukkan lipstiknya kedalam tasnya. Tanpa Dinara sadari, Agarra tersenyum puas dengan tingkahnya Dinara. Sedangkan Dinara hanya bisa menatap bingung Agarra yang sibuk mesem-mesem.

Mobil Agarra melaju kurang lebih 20 menit di jalanan lebar ini, tumben pikir Dinara melihat Jakarta cukup sepi pagi ini.

Mobil Agarra berhenti didepan sebuah gedung besar dengan papan nama Zionsville didepannya. “Ini?” Agarra mengangguk. “Gue parkir dulu ya, lo masuk aja langsung.” Ujar Agarra, Dinara mengangguk mengerti. Mobil Agarra pergi dari hadapannya dan masuk ke basement gedung besar ini.

Dinara melangkahkan kakinya masuk kedalam. Pintu yang terbuka ini tampaknya tidak mengundang perhatian orang-orang yang berada didalamnya. Ramai sekali, pikir Dinara. Tanpa basa basi, Dinara mendekati meja informasi.

“Pagi mba, ada yang bisa kami bantu?” Tanya salah satu karyawan cantik yang sedang menyambut Dinara dengan sebuah senyuman ini. “Hm, mau nyari zio mba.” Ujar Dinara. Karyawan tersebut tersenyum dan bertanya apa Dinara sudah membuat janji sebelumnya. Dinara mengangguk.

“Uda mba, kayanya suami saya uda buat janji.” Ujar Dinara.

“Hm baik, bisa beritahu nama mba? Biar saya konfirmasi terlebih dahulu.”

“Saya Dinara mba,” Ujar Dinara. Karyawan tersebut sibuk berkutat dengan gagang ponsel dan mengangguk. “Maaf mba, pak zio sudah ada janji dengan yang lain mba. Mba bisa buat janji baru saja?” Tanyanya. Dinara jadi bingung. Temannya Agarra ini gimana sih? Dinara melihat ke sekitar, banyak yang sedang duduk-duduk santai di lobi. Tampaknya perusahaan interior ini meraup banyak keuntungan karena banyaknya peminat.

“Loh kok masih disini?” Tanya Agarra, mendekati Dinara. Melihat munculnya Agarra, Karyawan wanita di meja informasi tadi tersenyum manis. “Mas aga, boleh langsung naik ya mas. Uda dipesan bapak tadi.” Dinara menatap bingung karyawan wanita tadi. “Tadi katanya sudah buat janji sama yang lain mba?” Tanya Dinara bingung. “Iya mba, janjinya sam—Loh?! MBA ISTRINYA MAS AGA?!” Kaget karyawan wanita tersebut dengan suara yang agak keras, menarik perhatian teman-teman rekan kerjanya dan customer lainnya. Dinara tersenyum tipis dan Agarra mengangguk.

“Eh maaf mas, mba. Saya ga tau.” Ujarnya, Dinara menggelengkan kepalanya. “Gapapa mba..” Ujar Dinara. Walau agak malu karena tiba-tiba saja menjadi pusat perhatian disini.

Dinara untuk Agarra ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang