Chapt 63 ; Sayap

4.1K 303 15
                                    

Tok tok tok! Bunyi pintu yang diketuk, membuat si empunya ruangan meneriakkan suara mempersilahkan yang diluar untuk masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok tok tok! Bunyi pintu yang diketuk, membuat si empunya ruangan meneriakkan suara mempersilahkan yang diluar untuk masuk.

“Ada apa pa?” Tanya Ghali. Masuk ke ruangan Wirja.

“Kamu hari ini ada meeting dengan pak haris kan li?” Tanya Wirja. Ghali mengangguk. Memang benar. Ia ada jadwal meeting jam 3 nanti.

“Batalkan saja. Pak haris tidak jadi datang.” Info Wirja. Ghali menatap Wirja bingung. “Kenapa pa?”

“Beliau ada rapat dengan Angkasa corp.” Ghali terdiam. Angkasa Corp ini salah satu rival perusahaannya. Sering mencari gara-gara dengan Ghali. “Pak haris juga membuat perjanjian dengan mereka?” Wirja menggeleng. “Belum. Kamu tahu pak haris ini suka bekerja sama dengan pria yang sudah menikah?” Tanya Wirja. Ghali menggeleng. Sekretarisnya tidak menyebutkan apapun tentang itu tapi ia memang mengingat mengenai pertemuan pertamanya dengan Haris. Pria paruh baya itu bertanya mengenai statusnya sebagai kepala keluarga.

“Beliau yakin bahwa seorang pria yang bisa menjaga pernikahannya dengan baik, pasti bisa menjaga tanggung jawab apapun yang diberikan kepadanya.” Ghali mengernyit bingung. Prinsip apa itu?

“Beliau akan mengadakan pesta makan malam dengan orang-orang penting.” Wirja memberikan sebuah undangan berpita biru ke Ghali. “Seperti yang kamu tahu, putra angkasa corp itu terkenal punya hubungan yang sangat baik dengan istri dan anak-anaknya.” Tentu saja. Fadil selalu mengunggah keharmonisan keluarganya di sosial media. Sebenarnya Wirja sedang menekan Ghali saat ini.

“Lalu?” Tanya Ghali.

“Bawa Tamara kesana, dan tunjukkan bahwa kamu berhak mendapatkan tender ini. Kamu tahu seberapa baik perjanjian ini untuk hubungan perusahaan kita kedepannya kan ghali?” Tunjukkan bagaimana? Wirja tahu kan Tamara sedang marah kepadanya bahkan tidak pulang kerumah sejak lima hari yang lalu?

“Tapi pa--” Wirja memotong ucapan Ghali.

“Dengarkan papa ghali. Kamu ini seorang suami. Mengalah saja, kamu butuh tamara.” Benar. Ucapan papa benar. Ghali butuh Tamara tapi bagaimana caranya agar Tamara tidak lagi marah kepadanya. Asal kalian tahu, Ghali selalu berdiri didepan rumah Tamara setiap malam. Sejak hari pertama ia dipulangkan dirumah sakit sampai semalam. Sayangnya, Tamara tidak pernah mau menjumpainya. Padahal Ghali kangen.

Ghali ingin melihat wajah Tamara, tapi saat mencarinya ke kantor, Tamara tidak masuk kerja. Ghali ingin tahu Tamara sarapan, makan siang dan makan malamnya apa. Apakah makanan-makanan yang dimakan Tamara sehat, atau apakah Tamara rajin meminum susu khusus ibu hamilnya. Karena biasa Tamara suka lupa, dan Ghali yang akan mengingatkannya dan membuatkannya. Jadi kalau tidak ada Ghali, siapa yang akan mengingatkan tamara, dan akankah Tamara rindu dengan masakannya. Atau rindu dengan dirinya?

Banyak pertanyaan-pertanyaan seputar Tamara yang ingin ia tanyakan secara langsung ke Tamara, namun sayang. Jangankan bertemu. Tamara bahkan tidak mau mengangkat panggilan teleponnya. Tapi tentu, Ghali sadar ia salah makanya ia tidak bisa memaksakan dirinya menerobos masuk ke kediaman Atmadja.

Dinara untuk Agarra ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang