Chapt 18 ; Keluarga Agarra

5.9K 366 6
                                    

“Ara mana?” Tanya Amel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ara mana?” Tanya Amel. Agarra menoleh ke Ibunya yang sudah duduk dimeja makan, bersama dengan ayahnya dan adiknya. Ghali tidak ada karena memang Ghali tidak tinggal bersama keluarganya lagi.

Begitupun dengan Agarra, ia kembali kesini hanya untuk malam pertamanya dengan Dinara. Nanti siang mereka akan menghampiri rumah baru yang akan ditempati oleh Dinara dan dirinya.

“Lagi mandi ma. Sebentar lagi selesai kok ma, tinggal pakai baju.” Jawab Agarra, dan mengambil tempat disamping Cella.

“Oma uda balik pa?” Tanya Cella.

Wirja mengangguk. “Semalam langsung pulang ke malang bareng oma lestari.” Jawab Amel.

Cella mengangguk, “I see..” responnya.

Mereka menunggu selama beberapa saat, tak beberapa lama kemudian Dinara turun dari tangga dengan senyuman menyesal.

“Sini sayang!” Ajak Amel dengan senyuman sumringah.

“Maaf semuanya,” Ujar Dinara dan bergabung disisinya Agarra.

“Engga papa ara, sebelum kita makan mari kita berdoa terlebih dahulu..” Ujar Wirja memulai pembuka untuk pagi ini.

Mereka menyelesaikan doa mereka, dan mulai menikmati makanannya.

“Enak sayang? Cocok dengan selera kamu?” Tanya Amel. Dinara mengangguk sopan. Lalu menelan makanan dimulutnya, “Enak kok tante,” Jawabnya dengan senyuman senang. Amel menatap Dinara dengan tatapan kecewa.

“Kok masih manggil tante sih,” Dinara tersenyum kikuk.

“Jangan dipaksa ma, senyaman ara aja..” Ujar Wirja dengan senyuman teduh. Harus Dinara akui, keluarga Agarra memperlakukannya dengan baik. Mereka tulus kepadanya, membuat Dinara senang rasanya. Setidaknya ia diterima di keluarganya Agarra.

“Maaf ma, ara belum terbiasa.. Tapi ara bakal usahain terbiasa kok ma,” Jawab Dinara. Amel tersenyum lebar. Senang dipanggil Mama oleh Dinara.

Sejujurnya, Amel lebih suka dengan Dinara daripada Tamara.

Bukannya ia membenci Tamara. Tentu saja tidak. Hanya saja, Tamara tidak bisa memposisikan dirinya seperti Dinara. Selalu perhatian dan sopan ke orang tua. Bukan. Bukannya Tamara tidak sopan. Hanya saja, wanita itu terlalu cuek. Terlalu tidak peduli dengan sekitarnya. Entahlah, yang dirasakan Amel seperti itu.

Makanya, jujur. Ia senang karena yang menjadi menantunya ialah Dinara.

“Hari ini temenin mama belanja yuk sayang? Sama cella juga.” Dinara tersenyum menyesal. “Maaf ma, hari ini ara harus kerja.” Jawab Dinara.

“Gimana kalau minggu ma? Minggu hari liburnya ara,” Jawab Dinara. Amel tersenyum penuh arti.

“Kamu sudah diberi cuti selama seminggu, ara.” Jawabnya. Dinara menatap bingung ke Amel.

Dinara untuk Agarra ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang