Chapt 33 ; Empat Hari

5K 318 6
                                    

Dinara kerap melirik ke jam dinding kamarnya Agarra ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dinara kerap melirik ke jam dinding kamarnya Agarra ini. Sudah jam satu pagi, tapi batang hidung Agarra belum masuk kedalam kamar.

Dinara tahu Agarra sibuk dan berkata akan lembur, tapi tetap saja. Dinara tidak bisa pergi tidur duluan tanpa tahu kabar Agarra. Ia tidak bisa menelepon Agarra sejak tadi. Setiap dering ponsel yang berbunyi, selalu ia sambar dengan cepat. Karena ia pikir yang ada di seberang sana pasti Agarra.

Sudah dering ke sembilan yang berbunyi malam ini, “Halo!” Dengan cepat Dinara meraihnya. Ia mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat siapa yang mendialnya.

HALOO MY BABY SWEETIE!!” Astaga! Dinara menjauhkan ponselnya dari telinganya. Nama besar Hana terpampang gagah disana. Baik. Yang kali ini juga bukan Agarra.

How are youuuu!!!” Suara itu melengking tinggi. Dinara berdecak kecil.

“please na. It's 1 a.m in here.”

Oh! I'm sorry ra. It's 7 pm in here. Lo kebangun kah?” Dinara menggeleng tanpa sadar.

“Engga, gue belum tidur.”

Hm okay, gue cuma mau ngabarin malam ini gue ada penerbangan ke bali, nyusul dong! Gue mau ketemu lo!”

“Hah?! Pas banget! Gue juga mau honeymoon ke bali! Harus banget ketemu disa—”

Oh ya?! Seriously?! Gue juga uda ajak naomi, dan dia bakalan bawa little arthur!” Antusias Hana, tanpa sadar bahwa ia telah melewatkan sesuatu. Dinara menghela nafas lega karena sepertinya Hana tidak mendeng—

Pasti lucu lucu bang—wait. Eh? Loh? Hah? Waitt!!!! Honeymoon apaan?! Lo mau honeymoon sama siapa?! Sayang, kamu denger juga kan tadi?” Suara Hana melengking tinggi penuh curiga. Mengkonfirmasi ke Suaminya bahwa ia tidak salah dengar, dan Dinara memang menggunakan kata Honeymoon di kalimatnya.

Krek! Bunyi pintu yang terbuka membuat Dinara dengan cepat menoleh. Senyuman lebar ia tampilkan saat Agarra muncul dari sana dengan wajah lelah yang berusaha memberikan sebuah senyuman.

“Kok belum tidur?” Tanyanya.

“Iya ini la—oh shit.” Karena Agarra yang muncul secara tiba-tiba, Dinara jadi lupa bahwa ia sedang ada di panggilan yang sama dengan Hana. Mati dia.

Kok ada suara lakik!! Heh araa!!! Lo kumpul kebo sama siapa njir?!!!!” Mampus. Lagian Hana ini sembarangan saja! Memangnya ia wanita apa, kumpul kebo?!

“Ntar gue telpon lagi ya na, sorry.” Dinara mematikan ponselnya sepihak, dan mendekati Agarra.

“Kok lo ga bisa ditelpon sih?” desis Dinara.

“Sorry din, tadi ada syuting yang harus gue pantau.” Ujar Agarra. Suaranya lembut minta dijamah. Sepertinya kalau untuk berdebat, ia tidak punya tenaga lagi. Baiklah, Dinara akan melepaskannya kali ini.

Dinara untuk Agarra ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang