“Aku anter ya?” Ini sudah pertanyaan ke sembilan belas yang dikeluarkan oleh Agarra pagi ini.
“Gausah ga, aku pergi sendiri aja..” Lantas ini jawaban ke sembilan belas kali juga dari Dinara. Cella yang mendengarnya hanya bisa mendengkus kesal.
“Iya, cella tau kedua kakak-kakak ini lagi lovey-doveynya banget abis pulang dari honeymoon, tapi bisa ga respect cella yang ga punya ayang disini?” Cibir Cella. Membuat Dinara tertawa.
“Biarin aja diantar aga, ra. Dia kan suami kamu.” Ini kata Mama Amel. Jujur, Dinara masih belum siap menyatakan ke dunia bahwa ia sudah menikah. Apalagi membiarkan orang-orang dikantornya tahu bahwa yang ia nikahi adalah Agarra. Belum apa-apa, ia sudah pusing memikirkan reaksi teman-teman kantornya.
“Tuh denger kata mama. Memang bebal ini anaknya ma,” Adu Agarra ke Amel. Dinara mengerucutkan bibirnya gemas, membuat Agarra menahan dirinya. Tadi kalau tidak ada Cella, Mama, dan Papa disini, sudah habis Dinara ia hujani dengan kecupan.
“Yaudah, aku ikut kamu aja.” Agarra tersenyum penuh kemenangan, Dinara mendengkus. Curang. Mainnya Agarra mengadu ke Mama, bagaimana Dinara bisa menang.
“Pagi semua.” Suara tersebut tiba mendekati meja makan. Tubuh gagah Ghali masuk kedalam pandangannya Agarra.
Ghali mencium pipi Amel, dan beralih ke Cella, lalu duduk diatas meja makan.
“Loh kok mas ada disini?” Tanya Cella. Pantas saja, kok Wirja belum kunjung memulai waktu sarapan mereka, rupanya ada Ghali disini. Tradisi keluarga Bachtiar, akan makan saat anggota keluarga sudah lengkap. Ghali sebelumnya tidak tinggal dirumah lagi, makanya biasanya mereka makan tanpa Ghali.
“Iya, semalam nginap disini.” Jawab Amel. Mengisi piring Ghali dengan nasi putih. “Makasih ma,” Ujar Ghali menerima sodoran piring tersebut dari Amel.
“Gimana honeymoonnya?” Goda Ghali. Agarra hanya tersenyum bangga, membuat Ghali tertawa geli.
“Ga sabar nunggu keponakan, yakan dek?” Ghali menoleh ke Cella, yang dibalas anggukan antusias dari Cella.
Dinara disisi lain hanya mesem-mesem malu mendengar candaan Ghali pada pagi ini.
“Sudah-sudah, ayuk dimakan.” Kalimat itu menjadi pembuka untuk sarapan bersama pada pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinara untuk Agarra ✔️
Romance[[E N D !]] Bertemu kembali dengan dia adalah hal terakhir yang Dinara inginkan. Dinara tidak tahu bahwa calon adik ipar yang sering di bangga-banggakan oleh kakaknya itu ialah luka lalu yang sudah lama ia buang. Agarra namanya. Keduanya bertemu...