Chapt 55 ; Bara dan Cella

4.3K 269 19
                                    

Akhirnya Dinara menerima saran Agarra untuk makan di restoran saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya Dinara menerima saran Agarra untuk makan di restoran saja. Semalam ini Dinara juga sudah malas untuk membuka kompor.

“Mau makan disini aja, din?” Tanya Agarra. Dinara mengangguk. Mobil Agarra berhenti di sebuah restoran jepang yang menjual mi soba dan ramen.

Dinara turun bersama dengan Agarra dibelakangnya. Keduanya masuk dan terkejut bahwa di jam yang hampir menunjukkan jam sebelas malam seperti ini masih ada banyak orang di restoran ini.

Dinara melirik-lirik kearah meja yang kosong.

“Disana aja ga, itu kosong kayanya.” Dinara berjalan namun Agarra menahannya. “Kenapa ga?” Tanya Dinara bingung. “Itu bara kan din?” Dinara menatap arah yang ditunjuk Agarra. Eh! Benar saja! Adiknya sedang duduk disana dengan seorang perempuan yang membelakangi mereka.

Tapi punggung gadis itu terlihat familiar.

“Eh jangan din!” Agarra kembali menahan Dinara saat Dinara ingin melangkah mendekati Bara.

“Gapapa ga, gue juga pengen lihat akhir-akhir ini dia senyum-senyum karena siapa.” Ujar Dinara dengan senyuman jahil. Kembali mendekati mereka.

“Akhh! Enak ka--” Kedua mata Bara membesar.

Betapa kagetnya Dinara. Bukan hanya Dinara. Agarra juga. “Cella?!”

“Kakak?!” Cella langsung bangkit dari kursinya saking paniknya.

“Kalian ngapain? Berduaan?!” Tanya Dinara.

“Ehm itu.. Jadi gini kak..” Cella kembali duduk dikursinya dan mencoba untuk mengontrol ekspresinya.

“Kita ada proyek bisnis bareng, iya kan bar?” Cella mengedipkan matanya, berharap Bara mengikuti aba-abanya tapi tidak. Bara tidak mau jalan yang gampang. Pria itu memilih, “Engga kak. Aku sama cella pacaran.” Dengan percaya diri dan penuh tekad, Bara menggenggam tangan Cella.

Cella menatap Bara dengan tatapan horror. Gila. Sudah gila si Bara.

“Apa?! Pacaran?! Aduh aduh..” Dinara menyentuh kepalanya yang mendadak sakit. Agarra langsung menangkap istrinya itu.

“Kamu!” Dinara menahan ucapannya saat Agarra mengusap bahunya. “Din, kita bicarain ini di tempat lain ya. Disini ramai banget, ga enak sama pelanggan yang lain.” Dinara menarik nafasnya dan mengangguk. “Kalian berdua, ikut kakak.” Ujar Dinara galak.

Cella dan Bara saling melirik. “Kamu kok bilang kaya gitu sih ke kak ara dan kak aga!” kesal Cella, menghentakkan kakinya sebal.

“Sudah saatnya mereka tau sayang, aku gamau nyembunyiin cinta kita terus menerus. Kamu tau seserius apa aku tentang hubungan kita.” Ujar Bara. Pria itu terdengar tulus. Kalau seperti ini kan Cella jadi tidak bisa membantahnya. Baiklah! Karena sudah jadi begini, ia akan memperjuangkan cinta mereka juga!

Dinara untuk Agarra ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang