Chapt 76 ; Jadi Pengen

2.9K 255 25
                                    

I'll appreciate buat yang sudah tekan star di pojok kiri~ (⁠ʃ⁠ƪ⁠^⁠3⁠^⁠)

I'll appreciate buat yang sudah tekan star di pojok kiri~ (⁠ʃ⁠ƪ⁠^⁠3⁠^⁠)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Lo make pelet apa dah? Kok bisa enak banget ini?” Ujar Hana. Dinara tertawa.

“Ini privilege gue sebagai orang yang sering minjemin dia dapur na, enak kan?” Yang masak Dinara yang bangga Naomi. Hana mengangguk.

“Iya! Ini enak aunty! Enak banget!” Austin menunjukkan jempolnya. Dinara tersenyum senang. “Iya? Makan yang banyak ya austin..”

“Eum! Mami! Another bowl of rice please!” Naomi menggelengkan kepalanya. Anak bungsunya ini sudah tambah nasi sekali, masih mau nambah lagi. Luar biasa.

Walaupun memang Naomi sengaja memberikan dia porsi yang kecil.

Here.” Ujar Naomi memberikan pesanan Austin.

“Kalau gini, gimana aga ga makin cinta dah.” Goda Hana. Dinara tertawa, lantas mengangguk. “Memang. Makanya gue pelet pake makanan biar bucin terus sama gue.” Ucapan Dinara membuat Hana dan Naomi tertawa. Naomi melirik Kevin. Anak itu juga makan dengan lahap, padahal akhir-akhir ini ia sulit sekali disuruh makan.

“Vin, enak?” Tanya Naomi. Kevin mengangguk. “Enak mi. Nanti masakkin kevin kaya gini juga ya?” Pinta Kevin.

“Emang kevin mau makan? Nanti mintanya indomie lagi.” Kevin menggeleng. “Kalau makan bareng sama mami papi, dan adik-adik, kevin mau.” Rupanya ini! Hana menjentikkan jarinya.

“Ini dia!” Ujar Hana, menarik Dinara dan Naomi untuk bangkit dan menjauh.

“Apa? Kenapa?” Tanya Dinara bingung.

“Akhir-akhir ini, kevin sering lo tinggal makan sendiri ya?” Tanya Hana. Naomi terlihat berpikir, lalu ia mengangguk.

“Iya kayanya. Gue akhir-akhir ini sibuk banget ngurusin austin, soalnya austin uda mau ujian sebentar lagi.” Ujar Naomi. Hana mengangguk. “Jangan gitu, mi. Anak-anak itu suka makan bareng sama orang tuanya. Jangan lo biarin makan sendirian. Itulah kenapa dia mintanya indomie mulu, simple dan praktis. Selalu ga habis kan?” Naomi mengangguk. “They just want your attention.” Final Hana.

“Ini mah salah lo, mi!” Tuduh Dinara. Naomi terlihat berpikir. “Susah ya punya anak banyak? Lo harus bagi rata semua perhatian lo.” Ujar Hana. Naomi mengusap wajahnya gusar.

“Gapapa mi, namanya masih belajar.” Ujar Dinara mencoba menenangkan Naomi yang terlihat marah dengan dirinya sendiri. Sebuah tips yang Dinara rasa bisa ia simpan untuk dirinya kelak.

Thankyou na, ra.” Ujar Naomi lalu memeluk Dinara dan Hana.

Naomi melepaskan pelukannya dan beralih memeluk Kevin dan Kenny.

“Maafin mami ya sayang,” Ujar Naomi. Kevin dan Kenny malah memandangi Naomi bingung.

“Kenapa mami? Mami nangis?” Panik Kenny, langsung mengusap air matanya Naomi dengan bajunya. Lucu sekali, pikir Dinara.

Dinara untuk Agarra ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang