Cahaya yang masuk menyinari membuat kedua mata pria itu terbuka dengan perlahan.
“Din..” Panggilnya.
“Hm, are you okay?” Dinara mendekat dengan sebuah nampan yang diisi dengan bubur dan gelas berisi air putih.
“Hm.” Jawab Agarra.
“Minum dulu,” Kata Dinara. Agarra menuruti Dinara dan menatap bingung ke arah wanita itu.
“Lo kok bisa ada disini?” Tanya Agarra. Pria itu sudah terlihat normal sekarang.
“Siapa yang sakit ga bilang-bilang?” Sindir Dinara. Agarra tersenyum kecil, dan meraih mangkok bubur yang disiapkan oleh Dinara.
Rupanya Agarra tidak ingat bagaimana pria itu melantur "menginginkannya" semalam.
“Gue ngerawat lo semaleman. Mastiin kalau panasnya uda turun.” Cerita Dinara. Agarra terdiam mendengar ucapannya Dinara.
“Thanks,” Ujarnya kemudian. Dinara mengangguk. “udah jadi tugas gue sebagai istri buat ngerawat lo disaat lo sakit, ga. Uda ada di janji suci pernikahan kita kan?” Agarra tersenyum lebar mendengar ucapannya Dinara.
“Jadi, jangan diem-diem kaya gini lagi. Bilang kalau ada apa-apa. Ya?” Agarra mengangguk.
“Istri, tolong dong.” Ujar Agarra saat Dinara mengesampingkan nampan ke meja disisi tempat tidur. Wanita itu tertawa.
“Apa?”
“Istri.” Jawab Agarra dengan wajah sok polosnya. Dinara terkekeh. “Suapin dong..” Manjanya. Dinara menggelengkan kepalanya, dan meraih mangkok bubur itu dari tangannya Agarra.
“Manja!” Cibir Dinara.
“Loh emang ga boleh manja-manjaan sama istri sendiri? Kalau gitu, sama istri orang lain boleh?” Dinara memelototi Agarra, membuat Agarra tertawa hebat.
“Akk..” Dinara menyodorkan sesendok bubur ke mulutnya Agarra yang diterima Agarra dengan senang hati.
Gimana? Uda kaya suami istri beneran belum nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinara untuk Agarra ✔️
Romance[[E N D !]] Bertemu kembali dengan dia adalah hal terakhir yang Dinara inginkan. Dinara tidak tahu bahwa calon adik ipar yang sering di bangga-banggakan oleh kakaknya itu ialah luka lalu yang sudah lama ia buang. Agarra namanya. Keduanya bertemu...