Chapt 34 ; Agarra Sakit

6.5K 330 2
                                    

Siapa yang sangka bahwa mobil milik bandara ini akan berhenti di tengah jalan begini? Mana hujan lagi!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa yang sangka bahwa mobil milik bandara ini akan berhenti di tengah jalan begini? Mana hujan lagi!

“Sebentar ya mas, sebentar lagi mobil jemputan yang lain akan tiba.” Ujar Pak supir yang memperkenalkan dirinya dengan nama Mas Dodi.

“Iya gapapa mas.” Ujar Agarra. Dinara melirik ke luar jendela. “Deras banget hujannya.”

“Iya, hari ini kita di hotel dulu ya? Besok baru keluar. Gue uda rencanain banyak aktivitas buat kita.” Ujar Agarra. Dinara jadi berekspektasi tinggi dengan rencananya Agarra.

“Gamau spill di—Astaga!” Agarra dengan sigap menahan kepalanya Dinara agar tidak terpentok ke kursi pengemudi yang ada didepannya. “Lo gapapa?” Tanya Agarra. Dinara menggeleng. Mobil yang menabrak dari belakang membuat Dinara menoleh kebelakang.

“Tck, bentar ya din.” Agarra meraih payung dan keluar dari mobil, lalu berkompromi dengan orang yang menabrak belakang mobil mereka.

Benar-benar sial sekali. Sampai sini hujan, mobil mogok, bahkan ditabrak oleh pengemudi lain? Syukurlah ia tidak apa-apa dan tidak terhantam keras, sepertinya mobil hanya tersenggol saja.

Dinara memekik saat pria berbadan jangkung pemilik mobil yang menabrak mereka itu melempari Agarra dengan sebuah tendangan di perut yang membuat Agarra tersungkur ke bawah. Pakaian suaminya itu basah kuyup terkena air yang mengenang di aspal dan hujan yang masih belum mau berhenti.

Dinara dengan panik turun dari mobil. Pak Dodi sudah mengamani pengemudi tersebut, walaupun pengemudi tersebut memberontak dengan ratusan penghuni kebun binatang. “Are you okay?” Tanya Dinara. Agarra mengangguk. “Yeah.” Agarra mengusap perutnya dengan sedikit meringis. Dinara berdecak saat mencium aroma alkohol, rupanya pria gila itu mabuk.

“Kok lo keluar, masuk masuk. Jadi basah basah gini.” Ujar Agarra. Dinara berdecak kesal. Apa yang harus dikhawatirkan sekarang itu, Dinara?

Mobil baru yang akan menjemput tiba, Pak Dodi meminta maaf dan meminta Agarra dan Dinara untuk segera naik ke mobil jemputan baru tersebut, sembari koper dipindahkan oleh supir lain yang lebih muda dari Pak Dodi.

“Maaf ya mas, mobilnya jadi basah begini.” Ujar Dinara. Supir baru yang memperkenalkan diri sebagai Mas Kunco itu menggeleng. “Gapapa mba, kenyamanan penumpang itu prioritas kami.” Ujarnya dengan senyuman ramah. Dinara mengangguk dan berterima kasih, kali ini ia beralih ke Agarra.

“Kita kerumah sakit aja ya?” Usul Dinara. Agarra menggeleng. “Buat apa? Ga sakit lagi kok, cuma tendangan kecil doang.” Jawab Agarra menolak. Tetap saja.

“Tetep aja..” Gumam Dinara. Agarra menggeleng, “Gausah dinar. Gue gapapa. Lo ni yang kayanya bisa sakit. Malah main hujan ya.” Cibirnya dengan nada jenaka. Dinara berdecak sebal dan meraih handuk yang disediakan di belakang tempat duduk.

Memberikannya satu ke Agara, dan satu lagi untuk dirinya. “Di keringin rambutnya, ntar sakit.” Ujar Dinara.

Agarra hanya berdehem. Sekitar lima belas menit didalam mobil, akhirnya mereka sampai juga. Agarra check in dua kamar membuat Dinara bertanya-tanya.

Dinara untuk Agarra ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang