Chapt 39 ; Pijit-Pijit

7.5K 344 15
                                    

Agarra mengenyitkan dahinya saat dirasa sekelebat cahaya mengganggu tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agarra mengenyitkan dahinya saat dirasa sekelebat cahaya mengganggu tidurnya. Suara gorden yang terbuka membuat Agarra dengan perlahan membuka kedua matanya.

Dari padangan matanya, bisa ia lihat, Dinara sedang berdiri menghadap ke arah jendela. Tanpa pikir panjang, Agarra bangkit dan menyelipkan kedua tangannya ke pinggangnya Dinara, dan memeluk Istrinya itu dari belakang.

Dinara yang sedang melamun sontak kaget dengan back hug tiba-tiba dari Agarra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dinara yang sedang melamun sontak kaget dengan back hug tiba-tiba dari Agarra.

"Astaga ga!" Pekik wanita itu. Agarra tersenyum lalu mendusel ke ceruk lehernya Dinara. Menanamkan wajahnya disana. Hal ini membuat Dinara terkekeh geli. Apalagi Agarra membisikkan salam pagi disana.

"Geli ah, sana mandi." Ujar Dinara. Agarra melepaskan pelukannya dan mengerucutkan bibirnya kecewa. Dinara tersenyum gemas melihat sesuatu yang jujur ia takjub karena kapan lagi ia bisa melihat Agarra dapat bertingkah selucu ini?

Dinara memberikan sebuah kecupan di pipinya Agarra, membuat senyuman Agarra mengembang gemas. Astaga! Dinara bisa gila dibuatnya.

Agarra kembali membawa Dinara kedalam pelukannya, kali ini ia memeluk Dinara dari depan. Dinara tersenyum kecil, dan mengusap punggungnya Agarra.

Begitulah rutinitas pagi Agarra dan Dinara untuk beberapa hari kedepan. Mereka menghabiskan waktu mereka di Bali dengan bersenang-senang. Pergi ke tempat-tempat yang dipilih Agarra, ia tetap senang walau dihari terakhir mereka malah diganggu oleh teman-temannya Dinara, tapi Agarra puas dengan honeymoon mereka kali ini. Tentu saja, bagaimana tidak? Dinara telah sepenuhnya menjadi miliknya. Walau untuk perasaan hati, mungkin Agarra masih harus berusaha lebih keras.

Agarra memandangi Dinara yang sedang tertidur disisinya, beberapa menit lagi mereka akan sampai di rumah kedua orang tuanya Agarra.

"Sayang.." Panggil Agarra. Benar. Sayang. Ini panggilan yang muncul di kali ketiganya mereka bercinta. Dinara tersenyum senang saat Agarra memanggilnya seperti itu, menurut Dinara ia cukup geli karena tidak terbiasa dengan panggilan tersebut. Apalagi kali ini, Sayang yang Agarra ucapkan memang berasal dari lubuk hati pria itu.

Dinara untuk Agarra ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang