Mereka akhirnya makan malam bersama dengan beban hati yang sudah terangkat. Terutama untuk Dinara. Ia telah membenci orang yang salah.
“Sebenarnya siapa sih yang ngelakuin hal kaya gitu ke kalian berdua?” Tanya Naomi.
Hana menghela nafas, karena ia bahkan tidak ingat lagi semua teman-teman masa SMA nya.
“Gue bakalan cari tau siapa orang yang uda ngelakuin itu ke dinar,” Ujar Agarra penuh tekad. Dinara menggelengkan kepalanya. “Engga usah ga, biar aja. Yang lalu biar aja berlalu.” Itu kata Dinara. Tapi Agarra tidak bisa. Dinara hampir saja kehilangan nyawanya saat itu, dan ia tidak tahu apapun. Bahkan berpikir Dinara benar-benar jahat karena pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun kepadanya. Agarra selalu merasa bersalah, namun tidak tahu apa yang telah ia lakukan.
Dinara tersenyum lebar ke Agarra, membuat Agarra merasa gemas. Ia ingin memakan Dina—tidak. Maksudnya makanan dihadapannya ini.
Dengan wajah memerah, Agarra menyantap hidangan yang dipesan oleh Hariz ini. Dasar binatang kau, agarra! Entah apa yang kau pikirkan!!
“Trus kalian besok kemana?” Tanya Hana. Dinara melirik Agarra.
“Kenapa?” Tanya Agarra sewot. Hana mendengkus sebal. “Etdah! Ketus amat! Takut kita ganggu honeymoonnya?” Goda Hana.
“Tuh tau!” Cibir Agarra. Hana membuka mulutnya tak percaya. “Gila dah! Lo apain suami lo ra?” Dinara tertawa. “Gabung aja kita lah? Kan seru rame-rame!” Usul Dinara. Agarra menggeleng dengan cepat.
“Maklum kenapa si na! Kan masih pengantin baru!” Omel Naomi. Hana mendengkus. “Iya dah! Gue juga mau honeymoon yang kedua kalinya sama ayang beb hariz, iya ga sayang?” Hana menaik turunkan alisnya, menggoda Hariz yang tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Uda disini, jangan lupa cetak ponakan buat gua ya!” Ceplos Hana. Pipi Dinara memerah mendengarkan hal tersebut, sedangkan Agarra malah merespon bangga.
“Tenang lu, jadi pasti.” Ucapan Agarra membuat seisi meja tertawa, kecuali Dinara yang merasa malu.
“Lo juga mi!” Balas Hana. Naomi dengan cepat mengangkat tangannya membentuk X besar. Hal ini membuat yang lain tertawa.
“Mamii!!” Suara tangisnya Kenny membuat Naomi bangkit dari duduknya. “Tiga udah cukup na, ga sanggup lagi gue. Iya! Iya! Ni mami kesana!” Naomi bangkit dari duduknya, dan beranjak untuk merespon putranya.
Makan malam itu berlangsung selama tiga jam lamanya, setelah itu mereka mulai berpencar untuk kembali ke hotel masing-masing.
Mobil melintas mendekati hotel, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam sekarang. Agarra melirik Dinara yang tertidur di sampingnya. Pria itu tersenyum kecil. Istrinya cantik sekali. Benar-benar cantik.
Mobil masuk kedalam basement hotel, Agarra memberhentikan mobilnya. Menatap Dinara. Tanpa ia sadar ia melakukan itu selama lima belas menit lamanya, sampai Dinara terbangun dengan sendirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinara untuk Agarra ✔️
Romance[[E N D !]] Bertemu kembali dengan dia adalah hal terakhir yang Dinara inginkan. Dinara tidak tahu bahwa calon adik ipar yang sering di bangga-banggakan oleh kakaknya itu ialah luka lalu yang sudah lama ia buang. Agarra namanya. Keduanya bertemu...