“Halo?” Disela sela memilih baju, Ponsel Dinara berdering. Nama Agarra muncul mengisi layar ponselnya.
Ada apa dengan suaminya ini? Tumben sekali meneleponnya. Ya karena memang biasanya mereka berdua kemana-mana. Jadi ngapain nelpon nelponan?
“Halo din, lo dimana?” Suara Agarra terdengar. “Di mall, sama cella, sama kak tama juga. Kenapa?”
“Engga. Udah makan siang?”
“Udah. Lo?” Tanya Dinara balik. “Belum. Tadinya mau ngajak lo makan siang bareng, rupanya lo uda makan ya.. Yaudah deh,”
“Kesini aja, biar gue temenin makan siangnya.”
“Serius?”
“Iya.”
“Yang ini cantik ga kak?” Suara Cella terdengar. “Cantik kok, cocok kayanya la.” Ujar Dinara menimpali Cella yang meminta pendapatnya. Kembali ke ponselnya. “Yauda gue kesana sekarang ya.” Ujar Agarra.
“Hm.” Deheman Dinara menjadi akhir dari panggilan teleponnya mereka.
“Siapa ra?” Tanya Tamara. “Aga kak.”
“Dia mau kesini?” Tanya Tamara. Dinara mengangguk. “Belum makan siang dia, jadi adek mau nemenin aga makan siang dulu.” Tamara mengulum senyumnya. “Waduh suami istri yang satu ini.” Goda Tamara.
Dinara menoleh bingung ke kakaknya, “Apasih kak, nemenin makan siang doang. Kan kasian kalau makannya sendiri, adek aja ga suka kalau makan sendirian.” Tamara terkekeh. “Iya iya.”
Hanya butuh waktu enam menit, ponsel Dinara kembali berdering. Tampaknya Agarra sudah sampai. “Kak, la, aku nemenin aga makan dulu ya, nanti kalau kalian uda selesai belanja, telpon aja.” Cella dan Tamara mengangguk.
Dinara menemui Agarra yang sudah duduk di tempat makan yang berada didalam mall ini. “Hei.” Ujar Dinara. Agarra mendongakkan kepalanya dan tersenyum. “Tadi makan apa?” Tanya Agarra. “Solaria. Nasi goreng cabe ijo.” Jawab Dinara.
“Okay, gamau makan lagi?” Dinara menggeleng. “Gausah, lo aja.”
Agarra memesan semangkuk bakmi dan snack-snack kecil untuk Dinara. Seperti pangsit goreng, dan kentang goreng.
“Ra,” Panggil Agarra. Dinara meletakkan ponselnya, dan menatap Agarra. “Kenapa?”
“Besok kita berangkat ya?” Dinara menatap Agarra bingung. “Berangkat kemana?” Dinara meraih sebuah pangsit goreng dan memasukkannya kemu—
—“Honeymoon.”
Uhuk! Dengan cepat, Agarra menyodorkan minumannya untuk Dinara. Sebenarnya Dinara sudah memesan minuman, tapi minumannya Agarra ialah minuman soda. Agarra pernah baca bahwa saat keselek, minuman soda bisa mengatasi hal seperti ini.
“Are you okay?” Tanya Agarra saat Dinara sudah hampir normal.
“Iya, lo serius?” Tanya Dinara. Agarra mengangguk mantap. “Besok ya? Gue belum beres-beres. Belum beli sunscreen, belum beli baju renang.” gumam Dinara. Agarra mengangguk. “Ini makanya gue minta cella bawa lo kesini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinara untuk Agarra ✔️
Romance[[E N D !]] Bertemu kembali dengan dia adalah hal terakhir yang Dinara inginkan. Dinara tidak tahu bahwa calon adik ipar yang sering di bangga-banggakan oleh kakaknya itu ialah luka lalu yang sudah lama ia buang. Agarra namanya. Keduanya bertemu...