Chapt 84 ; Liburan keluarga

2K 177 26
                                    

Setelah insiden nangis menangis di rumah mertua, Dinara juga tidak tahu entah bagaimana ia bisa ada disini?

“Pak tolong semuanya dinaikkan saja pak!” Ujar Mama Astrid. Mereka sibuk sekali mengemas ini dan itu. “Kamu mau, din?” Agarra menyodorkan sebiji buah jeruk yang sudah ia kupas. Dinara menggeleng, namun Agarra tetap menyodorkannya kedalam mulutnya Dinara.

Dinara akhirnya menyerah dan memakannya. “Kok tiba-tiba banget?” Tanya Dinara. Karena memang benar. Mereka menginap di rumahnya Amel dan Wirja semalam. Setelah bangun tidur, ia disuruh mandi dan langsung disuruh naik kedalam bus ini.

“Gatau, ikut aja lah. Kemauan oma ini.” Jawab Agarra. Jadi rencananya sekeluarga akan pergi berlibur ke Bogor. Benar. Naik bus. Kalau kata Oma Maya, ini tuh biar terasa aja kebersamaannya. Dari pada pergi pergi sendiri, maka Oma Maya menyewa bus sedang untuk mereka.

Disamping supir ada Papa Wirja. Di belakang tempat duduk supir, ada Oma Amel dan Oma Maya, dibelakangnya lagi Papa Hamza, Mama Astrid dan Mama Amel. Dibelakang mereka ada Tamara dan Ghali, lalu paling ujung ada Dinara dan Agarra.

Mereka terlihat bersemangat akan liburan ke puncak ini. Keluarganya Agarra memang punya villa di puncak Bogor sana.

Karena sudah lama tidak pergi, Oma Maya pikir di kesempatan kali ini, mereka bisa menggunakannya untuk pergi staycation dengan keluarga. Dinara menatap wajah-wajah bahagia didepannya. Mereka terlihat gembira, hal ini membuat Dinara senang.

Sepertinya tanpa sepengetahuan Dinara, mereka sepakat untuk tidak menunjukkan bahwa mereka sedih akan kondisinya Dinara. Apalagi mereka tahu. Sesedih apapun mereka, yang paling sedih pasti Dinara. Mereka tidak ingin membuat Dinara merasa kesepian maka, mulai sekarang mereka akan terus berada di sisinya Dinara setiap kali wanita itu menginginkan mereka.

“Adek, kamu kan tadi belum sarapan, ini.” Tamara menaikkan lututnya ke kursi, dan berbalik ke belakang. Memberikan sebuah bekal yang sudah diisi dengan nasi ke Dinara. Agarra menerimanya.

“Aku suapin ya?” Tanya Agarra. Dinara menggeleng. “Gausah ga.” Namun bersikerasnya Agarra membuat Dinara akhirnya mengangguk. Dinara jadi tidak tahu ini yang sakit siapa karena Agarra ini keras kepala sekali.

“Enak ga?” Tanya Agarra. Dinara mengangguk.

“Aku yang masak.” Ujar Agarra bangga. Dinara menatap Agarra dengan tatapan tidak percaya. Agarra terkekeh. “Iya. Aku bantuin mama masak. Tanya aja kalau ga percaya.” Ujar Agarra songong. “Iya dek, memang suami kamu tadi bantu kita masak. Iya toh mba?” Celetuk Astrid menoleh ke Amel yang duduk disisinya.

“Iya ra. Mama pun kaget lihat dia masuk dapur.” Dinara terkekeh dan menyentuh gemas pipinya Agarra. Agarra tersenyum bangga.

“Kamu harus ngajarin aku masak din. Resep kamu banyak kan?” Tanya Agarra. Seakan-akan memberikan pernyataan bahwa Dinara tidak akan bisa meninggalkannya sebelum resep masak yang ia punya habis. Dinara mengangguk kecil. “Iya dong. Nanti aku ajarin.” Jawabnya. Agarra tersenyum, menyodorkan sesuap nasi untuk Dinara. Tamara yang memandangi itu hanya bisa tersenyum dan mengelus tangan Ghali yang memeluknya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dinara untuk Agarra ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang