“Cel..?” Panggil pria itu. Cella menoleh dan tersenyum. “Kamu gapapa kan?” Tanya Robby. Cella mengangguk. Robby ini adalah kakak kelasnya di kampus dulu. Ia adalah pelukis terkenal yang punya karya dengan nilai yang sudah diketahui para pecinta lukisan. Salah satu impian Cella adalah menjadi seperti Robby. Saat ini, ia hanya bisa membuka sekolah kecil sebagai realisasi kecil dari mimpinya yang besar. Cella ingin menjadi pelukis terkenal. Namun tidak mudah rupanya untuk mencapai mimpinya.
“Gapapa kak.” Ujar Cella. Robby menghela nafas pelan. Lalu akhirnya mengambil duduk tepat disisinya Cella.
“Kamu ga pandai berbohong, cella.” Cella terkekeh kecil. Robby tahu saja. “Ada masalah sedikit sama bara.” Ujar Cella.
Robby mengangguk kecil. Dia kira Cella tidak akan cerita.
“Aku capek kak.” Kalimat pembuka Cella membuat Robby yang notabenenya tertarik dengan Cella menoleh penasaran.
“Aku ga suka sama cara dia posesifin aku.. i mean, aku tau dia punya trust issue karena masa lalunya, tapi aku ga bisa kak. Dimanapun aku berada, setiap jam harus ada laporan. Bahkan sebelum kesini, aku berantem dulu sama dia.” Ujar Cella. Robby tahu Bara memang cemburuan. Tapi sampai begini?
“Kamu cinta sama dia cella?” Tanya Robby serius. Kalau biasanya, Cella akan dengan yakin mengatakan iya. Dia cinta Bara. Tapi entahlah sekarang. Hatinya bimbang. Ia jadi teringat bagaimana status orang asing antaranya dan Bara bisa berubah menjadi seperti sekarang ini.
“Thankyouu banget!” Ujar Cella. Bara terkekeh. Ini ucapan terima kasih ke empat kalinya dari Cella.
“Kalau lo bilang makasih sekali lagi, gue kasih kulkas nih.” Ujar Bara. Cella tertawa. Ia lantas memberikan segelas teh hangat kepada Bara. Bara menemukan file penting untuk sekolah melukisnya. Sepertinya tertinggal di Club.
Bara bangkit dari duduknya setelah menyeruput teh sajian Cella.
“Ini lukisan lo? Bagus banget!” Pekik Bara. Cella tersenyum senang. Bara menoleh ke Cella. “Cantik. Kaya yang lukis.” Cella berdehem karena sepertinya udara disekitarnya terasa panas. Lantas ia menaikkan tangannya lalu mengipas-ngipasi wajahnya dengan telapak tangannya. Cella ikut bangkit dan berdiri di sisi Bara.
“Impian gue, jadi pelukis terkenal.” Celetuk Cella. Bara tersenyum lebar. “Gue yakin lo bisa, la.” Senyuman Cella saat itu sangat indah sekali sehingga tanpa sadar Bara mengeluarkan pertanyaan, “Mau jadi pacar gue?”
Dan entah karena atmosfer yang pas, atau karena pujian dari Bara hari itu, Cella menerima Bara. Jadi sebenarnya apakah selama ini, Cella hanya meyakinkan dirinya bahwa ia mencintai Bara?
“Mau ikut aku ke Italia?” Tanya Robby. Cella terdiam bingung. “Miss tally mau rekrut murid, dan aku rekomendasikan kamu cel.” Ujar Robby. Kedua mata Cella melebar dan berbinar terang saat mendengar nama tersebut muncul dari bibirnya Robby. Miss Tally ialah pelukis yang dikenal oleh siapapun yang menyukai seni. Dia legenda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinara untuk Agarra ✔️
Romance[[E N D !]] Bertemu kembali dengan dia adalah hal terakhir yang Dinara inginkan. Dinara tidak tahu bahwa calon adik ipar yang sering di bangga-banggakan oleh kakaknya itu ialah luka lalu yang sudah lama ia buang. Agarra namanya. Keduanya bertemu...