06. Akhirnya Mamah Pulang

733 40 5
                                    

⚠Tandai bila ada Typo!⚠

Hai-hai! Makasih buat yang udah baca hasil gabut ku ini, hehe, tetap hargai pengarang ya!
Tau kan caranya gimana? Masa gak wkwk

Mampir yuk ke media sosial ku!
Ig/tt: Wp.fiksizone

Sekian makasih hehe☺🥀
.
.
.

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Brian dan Rasa duduk di kursi belakang, hari ini mereka akan menjemput wanita yang sangat mereka rindukan. Sedangkan Arya menyetir. Rasa tampak ceria, tampak bersemangat untuk menemui Mamahnya.

Brian menyandarikan kepalanya di pundak gadis manis di sebelahnya. Rasa sama sekali tidak memperdulikan hal itu. Tanpa dia sadari Brian mengecup pipinya pelan, itu sudah menjadi kebiasaan Brian sejak dulu.

Wangi rambut Rasa yang membuat Brian candu. "Gue minta Shampo lo ya, Sa." Lirih Brian.

"Beli aja sono, banyak di supermarket!"

"Kalo sengaja beli suka gak ketemu, Sa."

"Alesan lo!"

Brian terkekeh pelan, cowok itu semakin menenggelamkan wajahnya pada leher Rasa. Sedangkan Arya tidak memperdulikan hal itu. Toh mereka memang suka begitu.

"Udah sampe." Ucap Arya melirik ke belakang. Brian dan Rasa segera bersiap.

"Inget ya, mamah belum seratus persen sembuh, kalo bisa ngomongnya harus di jaga jangan sampe Mamah berpikir berat." Ucap Arya lagi. Keduanya mengaguk paham, dan akhirnya mereka turun dari mobil.

Setelah mememui dokter disini, meraka langsung menuju kamar rawat Anita. Brian melihat sekitar banyak orang gila.

"Bian lo mau tau bapak lo gak?" Tanya Rasa. Brian langsung melirik gadis itu dengan tatapan bertanya.

"Tuh!" Ucap Rasa sambil menunjuk seorang pria yang berpakayan jauh dari kata rapi. Brian melirik Rasa sinis. Lelucon macam apa itu?

Rasa tertawa melihat wajah Brian ynag seperti itu. Menurutnya lucu, beda dengan orang lain jika melihat wajah Brian.

"Sialan!"

"Haha gue becanda, ututututu!"

Mereka kini sudah berada di kamar rawat Anita. Anita ber antusias saat mendengar dirinya sudah di perbolehkan pulang ke rumah.

BRIAN [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang