08. Brian Peduli Tapi Dia Gak Pernah Bilang

577 33 0
                                    

⚠Tandai bila ada typo!⚠
.
.
.

Welcome in the sepupuzone hahaha, jangan lupa tinggalin jejak ygy!!!

Welcome in the sepupuzone hahaha, jangan lupa tinggalin jejak ygy!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

Sepulang sekolah Brian bergegas menjemput Rasa ke SMA sebelah, karena takut Arya akan marah lagi. Kini keduanya sudah sampai di rumah. Masih lengkap dengan seragam sekolahnya, Brian dan Rasa melangkah menaiki anak tangga untuk ke lantai atas di mana kamar mereka berada.

Sebelum sampai keduanya saling menatap heran, pasalnya ada suara isakkan dari arah atas. Hal itu membuat Rasa teringat sesuatu. Rasa langsung berlari mendahului Brian.

Dengan segera Brian mengejar langkah Rasa, karena perasaannya pun sama. Tiba-tiba mereka menemukan Anita yang sedang menangis sesegukan di depan kamar Brian. Keduanya menghampirinya.

"Mamah kenapa?" Tanya Rasa mendekat memeluk Anita. Tak ada jawaban dari wanita itu, Anita malah mendorong pintu kamar Brian dengan keras.

Brian yang melihat itu langsung menarik Anita agar menjauh dari pintu, tetapi tatap saja. Anita berusaha membuka pintu kamar itu. "Tara, buka nak!" Terik Anita dengan air mata yang mengalir di pipinya. Mendengar hal itu tiba-tiba kelopak mata Rasa di penuhi cairan bening.

"Buka Nak, kamu marah sama mamah? Hiks..." Ucap Anita lagi seolah Tara tak ingin membuka pintu kamarnya.

Brian mengelus lengan mamahnya, dia mencoba menemukan Anita. "Mah," Panggil Brian pelan. Anita melirik Brian di sampingnya.

"Kak Tara kenapa?" Tanya Brian, setelah itu dia melirik Rasa sekilas. Begitupun dengan Rasa, gadis itu sudah mengeluarkan air matanya. Anita mengusap pipi Brian dengan masih mengis.

"Tara marah sama mamah Brian..."

"Marah kenapa Mah?"

"Dia marah sama Mamah..." Saat itu Anita langsung memeluk erat tubuh anaknya. Entah perasaan apa yang dirasakan wanita cantik itu. Seolah ada kerinduan yang tak pernah terbayarkan.

Rasa mengusap punggung Anita pelan. Melihatnya seperti itu membuat dia tidak tega, entah sampai kapan kebohongan ini akan di tutupi, tapi ini semua demi kebaikan.

Setelah itu Anita langsung di bawa ke kamarnya. Brian menutup tubuh Anita dengan selimut dan memberi sedikit senyum simpul pada wanita itu. "Mamah istirahat ya, nanti juga kak Tara keluar kalo dia lapar." Ucapnya. Anita terlihat menggunakan kepalanya pelan.

Usai mengantarkan Anita ke kamar Brian langsung menemui Rasa di kamarnya. Terlihat Rasa yang sedang mengatur nafasnya menggunakan inhaler. Brian yakin pasti Rasa selesai menangis.

BRIAN [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang