29. 24/7

231 14 0
                                    

Happy Reading!
.
.
.

📌kasih vote dan komen!


Tiga gadis yang sedang berjalan di Koridor menjadi pusat perhatian warga sekolah hari ini. Menatap tak percaya bahwa ketiganya bisa akur.

Alena awalnya ogah-ogahan jika mereka harus belajar bersama, tetapi karena Bu Mey memaksanya dia harus berlapang dada menerima itu semua. Dengan caranya berjalan, Alena tampak berbeda dengan kedua gadis di sampingnya. Dari caranya berpakaian dan jalan bak model papan atas Alena dengan angkuh menatap sinis mereka yang memperhatikannya. Sedangkan Dea selaku ketua OSIS Sekolah ini, terlihat sopan. Bertegur sapa dengan orang-orang di sana, senyumannya begitu manis seperti gula di tambah gigi gingsulnya tampak membuatnya semakin imut. Di sisi lain Yasmin si gadis berkaca mata selaku murid pendiam dan kurang di kenali banyak orang, bahkan kerap menjadi bahan bullying di sini. Orang-orang tak percaya jika dirinya sekarang bisa berjalan berdampingan bersama dua cewek bertatah tinggi di sekolah ini.

"Iywwww Alena! Lagi gak sehat ya?" Tanya seseorang yang datang dengan segerombolan gadis-gadis yang tampak cantik dan, berpakaian seragam mini? Roknya tampak di atas lutut, memakai asesoris dan make up sedikit berlebihan.

Alena menatap datar para gadis di depannya. Banyak di kenali bahwa para gadis ini termasuk geng terkenal di sekolah yang isinya para pembully.

"Selera temen lo sekarang menurun, ya Alena?" Lantas dengan entengnya mereka menertawakan seorang Alena Alycha.

Sedangkan Alena berdecih menatap meremehkan. "Apa urusannya sama kalian?" Tanyanya angkuh. Jujur Alena sama sekali tidak takut dengan para jalang di depannya itu.

"Tidak bahkan tidak masalah Alena, hanya cewek nerd itu sangat terlihat..." Orang yang berbicara di depan Alena melirik Yasmin meremehkan lalu tertawa bersama teman-temannya. Tak memperdulikan hal itu, Alena segera menyingkirkan mereka. Berjalan dengan angkuh lebih dulu di susul Dea dan Yasmin.

Sering sekali mereka, para gadis perkumpulan bullying yang menindas para murid yang mereka tak suka itu mengajak Alena untuk bergabung. Tau jika Alena bukan sembarang murid di sekolah ini. Membuat mereka tertarik membajak Alena, tetapi gadis itu menolak tawaran mereka.

"Teman-teman lo?" Tanya Dea.

Alena tersenyum kecut. "Gue gak punya temen kayak jalang gitu." Ujar Alena. Yasmin menatap Alena tak percaya. Di balik sikap Alena yang arogan sama seperti mereka, ternyata Alena sangat memilih-milih teman.

Dan jika di lihat sejauh ini Alena jarang berkomunikasi dengan para gadis Prata yang bahkan banyak menginginkan berteman dengannya.

"Iya sih bener kalo di gabungin nanti sama-sama jalang." Celetuk Dea. Alena melebarkan bola matanya kala ucapan yang di lontarkan Dea.

"Yang benar aja lo!"

Dea menutup mulutnya. Kenapa bisa-bisanya dia keceplosan seperti itu?

"Kalo gak punya temen mending kita temenan ada, len." Ucap Yasmin tiba-tiba.

Alena langsung menatap Yasmin terkejut. "Gue gak percaya sama temen." Ujar Alena terdiam sejenak. Lalu gadis itu tampak tersenyum miring.

"Temen? Gak guna." Ucap Alena setelah itu dia pergi meninggalkan Dea dan Yasmin yang bingung saling menatap.

"Gak usah di pikirin, Min." Ucap Dea tersenyum sambil merangkul bahu Yasmin. Keduanya lantas berjalan beriringan.

Di sisi lain Brian berjalan bersama Garha untuk menuju ke lab. Tentu akan bertemu Alena karena beberapa hari lagi Olimpiade akan dimulai. Ini tugas mereka berdua selalu kakak kelasnya yang harus membantu untuk belajar atau hanya sekedar memberi masukan.

BRIAN [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang