Tandai kalo ada typo!
Jangan lupa tinggalin jejaknHappy Reading!
.
.
.Sesuai yang Brian janjikan pada Rasa. Dia akan menjemputnya setelah pulang sekolah. Larat, pulang bolos dari markas. Ini memang agak telat, tapi Brian masih menepati janjinya.
"Maaf ya, Sa, telat lagi."
"Telat banget malah!" Gerutu Rasa menatap Brian dengan tangan di depan dada.
Ini bahkan sudah hampir magrib. Jika bukan Brian yang menyuruhnya untuk menunggu di halte mungkin Rasa sudah meminta jemputan pak Bagus atau pulang naik taksi di banding harus menunggu cowok itu sendirian seperti orang gak punya rumah di sini. Melihat orang-orang yang sibuk karena ingin pulang, di sana Rasa hanya diam melihat itu semua. Di saat orang-orang bertanya, sedang apa dia terus di sini? Rasa hanya menjawab. Dia sedang menunggu seseorang.
Betapa lelahnya dia saat melihat penjual Es cap berlalu dan menawarkannya minuman itu. "Mba beli esnya?" Rasa hanya diam tak menjawab. Sebenarnya dia mau, di antara takut tapi haus.
Hari juga terlihat mendung, untung saja langit tidak menurunkan hujan hari ini. Tuhan memang baik padanya.
"Maaf, ya, Sa..."
Brian terus meminta maaf pada gadis itu di perjalanan mereka pulang ke rumah. Dia sudah mengganti pakaian saat di markas tadi, toh memakai seragam sekolah memang sangat gerah.
"Kalo gue trauma itu salah lo." Ucap Rasa ketus. Bahkan kali ini dia tidak memeluk badan Brian saat mengendarai motor. Membiarkan tubuhnya di terjang habis-habisan oleh angin.
Dan hey! Di mana mobil yang tadi pagi Brian gunakan? Tidak terlalu memikirkan itu. Rasa memilih untuk diam.
"Trauma apa?"
"Trauma nungguin cowok!"
Jujur Brian ingin sekali tertawa. Tapi melihat kondisi yang tidak memungkinkan untuk di tertawa kan membuat dia mengurungkan niatnya.
"Mau mampir dulu ke toko buku?" Tanya Brian. Motornya sedikit memelan saat melintasi toko buku. Bahkan cowok itu berhenti di depan toko itu.
"Gue tau lo nyogok gue, please gue mau pulang!" Ujar Rasa.
"Ya udah anter gue kedalem, gue mau beli sesuatu." Brian melihat kearah belakang. Tepat di belakang punggungnya rasa bersedekap dada menatap dirinya datar.
"Oke?"
"Fine!" Rasa segera turun dengan tak ingin lagi memperpanjang masalah ini.
Mereka masuk ke dalam toko buku. "Kalo mau sesuatu tinggal ambil aja." Ucap Brian. Rasa meliriknya sinis.
Seperti tak ingin cowok itu berbicara, Rasa menjauh dan hal itu di sadari oleh Brian. Hanya bisa membiarkan gadisnya berbuat apa yang dia mau.
Tunggu. Gadis nya?
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIAN [SUDAH TERBIT] ✔
Teen Fiction©2022 FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!! JANGAN LUPA VOTE DAN TINGGALIN JEJAK, HAPPY READING GENG!!! ••• Ini tentang hidup seorang Brian Aryanta, si ketua geng motor yang selalu mengakui bahwa dirinya mencintai gadis itu. Dia bahkan berjanji akan menja...