26. 14-99÷9

248 12 0
                                    

HALO GENG! Pertama-tama makasih banget untuk pembaca Brian yang udah sampe part ini. Plissss aku seneng bangett, mungkin emang lagi mood.

Kalo gitu cuss lanjut baca, jangan lupa vote Dan komen! Tinggalin jejak biar ga ilang😜🤫

Kalo gitu cuss lanjut baca, jangan lupa vote Dan komen! Tinggalin jejak biar ga ilang😜🤫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini sudah larut. Brian menutup pintu kamar Rasa setelah dia berhasil memindahkan Rasa yang tertidur di ruangan bawah tadi selama belajar bersama nya. Bahkan Brian merasakan suntuk.

~~~

Perlahan berjalan untuk sampai ke ke kamarnya. Ternyata dia menyadari pintu kamar bekas Kakaknya dulu terbuka kecil. Seperti ada orang di dalam sana. Memastikan di dalam memang ada orang, Brian berjalan membuka pintu itu perlahan agar tak meninggalkan suara.

Langkah demi langkah pelan cowok itu masuk ke dalam kamar. Pandangannya menatap curiga seseorang yang duduk di atas kasur sana.

Brak!

Brian terkejut saat suara pintu tertutup paksa oleh 'seseorang' entah siapa. Memandang kembali orang di depan sana. Seorang perempuan yang membelakanginya.

"Lepasin dia, jangan bawa dia ke urusan kita, bian..." Lirih seseorang itu tanpa melihat kearah Brian yang mendengarnya terkejut.

Brian mengepalkan tangannya kuat. Bukan takut, tapi tiba-tiba air matanya jatuh saat mendengar suara yang selalu dia rindukan.

"Kakak..." Panggil cowok itu pelan.

"Dia gak tau apa-apa bian, berhenti dan semuanya akan selesai." Brian menggeleng merasakan hatinya mulai tidak karuan. "Anta sudah bersama Kakak, apa lagi kamu mau?"

Brian masih terdiam enggan menjawab.

"Berdamailah dengan luka, Bian. Ikhlas itu bukan melupakan, tapi menerima kenyataan."

~~~

Brian terbangun dari tidurnya saat mentari dari sela jendela mulai masuk menembus tirai kamarnya. Melempar guling kearah jendela, berharap matahari akan kembali hilang dan dia akan melanjutkan tidurnya. Itu sangat konyol dan tidak masuk akal.

Ayolah Brian hanya ingin tidur lebih lama lagi pagi ini tanpa mengingat apa itu sekolah.

"BIAN BANGUN BUDEG!"

Shit!!!

Kali ini Brian benar-benar menyerah.

Rasa berjalan membuka kan tirai balkon untuk akses masuknya cahaya segar pagi ini. Gadis itu menatap Brian dengan menumpu kedua tangannya di depan dada.

BRIAN [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang