48. Balapan Dan Anggota Flavorin

143 6 0
                                    

Happy Reading!
.
.
.

📌Tandai Bila Ada Typo

📌Tandai Bila Ada Typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cklek!

Rasa melirik pada pintu kamarnya beriringan suara pintu terbuka menampilkan Brian di sana, Brian dengan cepat menutup pintu kamar Rasa terburu-buru. Masih lengkap dengan seragam sekolahnya, jaket khas flavorin yang merekat rapi di tubuh cowok itu.

Brian menempelkan telunjuk di bibirnya, mengode agar Rasa tetap terdiam. Brian segera melangkah mendekat Rasa.

"Ada Papah." bisik Brian setelah duduk di tepi kasur Rasa. Rasa memutar bola matanya malas. "Pasti baru pulang ya?" tanya Rasa, Brian hanya mengguk pelan.

Rasa mencoba sedikit menegakan tubuhnya. "Bau tau!" ucap Rasa. Brian menatap datar cewek itu, dia mendorong pelan kening Rasa menggunakan tangannya. "Lo tuh yang bau!" jawabnya.

Rasa mengendus kesal. Cantik gini di bilang bau!

"Eh." Brian merasakan ada yang berbeda dari Rasa, dia kembali pada kening Rasa dan mengeceknya. "Panas." gumannya. Rasa menepis tangan itu pelan.

"Minum es, ya, lo!" tuduh Brian, Rasa menggeleng. "Sok tau!" jawab Rasa ketus.

"Gue bilangin mamah, mampus lo!"

"Ihss jangan! Siapa juga yang minum es!" tegas Rasa.

"Tapi badan lo anget."

"Tapi gue emang gak minum es!" jawab Rasa cepat. Brian mencicingkan matanya melihat wajah Rasa yang sedikit pucet. "Pucet, Sa!" ucap Brian.

"Enggak ih, udah sana mandi!"

Brian mengendus kesal, dia bangkit dan menuju pintu tanpa sepatah kata pun yang keluar lagi dari mukut cowok itu. Rasa hanya bisa memerhatikannya. Ketika Brian ingin membuka knop pintu, tiba-tiba pintu itu malah terbuka terlebih dahulu membuat Brian langsung menyingkir dan menyembunyikan dirinya dibalik pintu, karena tau siapa yang membuka pintu tersebut.

Cklek!

Rasa terdiam. Menatap Brian yang mengodenya agar tidak memberi tahu pada orang itu.

"Kamu sendiri?" tanya Arya bingung.

"I-iya." jawab Rasa ragu.

Arya menghela nafasnya pelan, dia masih berdiri di ambang pintu, melihat anaknya yang duduk di kasurnya. "Tadi papah, denger suara motor Bian, papah kira dia udah pulang." jelasnya.

BRIAN [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang