Happy reading
.
.
.Setelah beberapa minggu kemudian. Kini akan di adakan acara seni di sekolah SMA Prata 1, setiap kelas mempunyai perwakilan untuk tampil sebagai bukti partisipasi kegiatan tahunan ini.
Di lain sisi Brian menatap datar Akha yang menyuruhnya untuk bernyanyi di atas panggung. Sungguh cowok itu bahkan tidak mempunyai persiapan apapun untuk tampil. Lagi pula, Akha sangat mendadak.
"Lo aja gimana?" Ujar Arka.
"Gila ya lo, gak mau gue!" Gerutu Brian di dalam kelasnya.
"Terus kelas kita mau nampilin apa?" Akha menatap Brian. Seorang memohon, dan berharap Brian akan melakukannya.
"Biasanya juga lo,"
"Gue ga-"
"Kan bisa sama lo?"
"Gue harus urusin acara." Jawab Akha.
"Kan ada ketos, emangnya dia gak bisa aja sendiri? Gak guna banget jadi orang!" Gerutu Brian tak suka pada Dea. Akha mengelus wajahnya kasar.
"Ya udah terserah, lo." Setelah itu Akha melangkah pergi dari dalam kelas IPA 1. Brian menatap punggung cowok itu yang menjauh, dan beralih menatap Wili dan Garha.
"Ngeselin banget tuh orang!"
"Terus lo mau gimana?" Tanya Garha.
"Kalo gue gak mau, ya tetep gak mau!" Ucap Brian. Lalu dia juga melangkah pergi keluar kelas. Wili dan Garha saling melirik heran dengan kelakuan ketua geng flavorin itu.
Brian melangkahkan kakinya dengan kesal. Entah dia akan kemana, yang pasti dia sangat tidak mau jika harus di paksa seperti itu. Di tengah koridor, di lantai tiga tempatnya berada. Brian berhenti saat mendengar suara dari bawah sana.
Tepat di mana ada panggung hiburan untuk merayakan acara seni ini. Banyak sekali hal-hal yang memang Brian tidak tau. Sepeti pameran berbagai kerajinan seni rupa bahkan seni musik. Dan dia yakin itu adalah hasil seni murid Prata 1.
"Rame banget di bawah."
Brian menatap tertegun saat ada seseorang yang sibuk dengan acara ini. Menjadi panitia memang tidak mudah. Banyak hal yang mungkin harus di perhatikan. Brian terdiam saat dia menyadari. Mungkin selama ini dia sangat egois. Cowok itu memang tidak mendengar orang yang kecewa atasnya, tapi dengan kejadian ini dia sadar. Bahwa untuk di hargai dia juga perlu di menghargai.
Entah apa yang di pikirkan cowok itu. Dia segera berjalan menuju arah lift untuk turun ke lantai bawah.
Selang beberapa waktu, dirinya sampai di bawah. Ini ramai, bahkan dia yakini acara ini juga di hadiri alumni dari sekolah ini. Brian melihat punggung seorang gadis yang menatap kerumunan. Dengan ragu dirinya memberanikan diri untuk menepuk pudak gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIAN [SUDAH TERBIT] ✔
Teen Fiction©2022 FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!! JANGAN LUPA VOTE DAN TINGGALIN JEJAK, HAPPY READING GENG!!! ••• Ini tentang hidup seorang Brian Aryanta, si ketua geng motor yang selalu mengakui bahwa dirinya mencintai gadis itu. Dia bahkan berjanji akan menja...