Happy reading
.
.
.Brian memasang benda yang dia ketahui bisa menurunkan panas pada kening Rasa. Badan gadis itu panas. Brian yang sibuk memasangkan benda itu tak luput dari perhatian Rasa di depannya.
Gadis itu menatap dalam Brian dan tiba-tiba mata keduanya bertemu di titik yang sama. Rasa tak sedikitpun mengalihkan tatapannya dari mata Brian, begitupun cowok itu.
Sampai saat ini hujan tak kunjung berhenti. Dan mereka pulang terpaksa harus basah kuyup. "Makasih." Ucap Rasa membuyarkan tatapan keduanya.
Brian mengangguk pelan. Niatnya pulang sekolah akan tidur sepanjang malam. Tapi kenyataannya sore tadi dia harus kembali lagi menjemput Rasa di sekolahan gadis itu.
Cklek!
Suara pintu kamar Rasa yang terbuka. Menampilkan seorang wanita paruh baya yang tetap cantik nan anggun. Anita berjalan pelan mendekat ke ranjang tidur Rasa, tau jika Ibunya menuju kearah nya. Brian memberi ruangan untuk Anita duduk.
"Gimana sa? Udah baikan?"
Rasa mengangguk pelan, wajahnya menatap sang Ibu. Dia tidak menemukan senyum yang biasanya terukir di wajah itu. Bahkan untuk sekedar menatap, matanya sekarang jelas berbeda.
Lama terdiam tiba-tiba Rasa bertanya. "Mamah?" Anita menoleh seolah bertanya kenapa.
"Mamah marah sama kita?"
Anita masih tetap diam, tiba-tiba air mata wanita itu jatuh karena menunduk.
"Maaf mah..." Lirih Brian dari arah belakang.
"Mamah gak marah sama kalian, percuma kan? Tara juga udah pergi. Mamah gak bisa salahin siapa-siapa." Ucap Anita sembari menyeka air matanya.
"Kita cuman gak mau mamah sedih." Ucap Rasa jujur. Melihat keadaan Anita saat itu membuatnya merasa kasian dan tak tega. Terlebih Arya sang Papah selalu menutupi ini semua.
"Tapi caranya salah."
Rasa menunduk dalam, merasa ber salah atas tindakannya. "Gak papa, sekarang Mamah mau belajar Ihklas biar Tara juga di sana tenang." Ucap Anita mengelus puncak kepalaku Rasa dan gadis itu menatap Anita sambil tersenyum tipis.
Sedangkan di belakang sana Brian hanya diam. "Mamah juga perlu kalian untuk bantu mamah." Tangan Anita beralih merangkul Brian. Hal itu membuat Brian terkejut, tak di sangka, dia kira Anita akan marah padanya. Brian pun langsung memeluk Anita erat.
"Makasih udah maaffin Bian, Mah."
Anita tersenyum tipis, mengangguk pelan sambil melepas pelukan itu.
"Mamah pikir Tara pergi hanya sebentar untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Ternyata dia tidak pulang lagi." Ucap Anita. Saat itu Arya memang berbicara Berbohong pada Anita itu pun hanya untuk membaut Anita tenang kerena terus-terusan menanyakan prihal Tara.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIAN [SUDAH TERBIT] ✔
Teen Fiction©2022 FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!! JANGAN LUPA VOTE DAN TINGGALIN JEJAK, HAPPY READING GENG!!! ••• Ini tentang hidup seorang Brian Aryanta, si ketua geng motor yang selalu mengakui bahwa dirinya mencintai gadis itu. Dia bahkan berjanji akan menja...