22. ∞

231 13 0
                                    

Happy reading!
.
.
.

Untuk sekian kali Dea mengurungkan niatnya untuk bertanya prihal olimpiade saint pada Brian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk sekian kali Dea mengurungkan niatnya untuk bertanya prihal olimpiade saint pada Brian. Jauh di ujung koridor sana cowok itu asik mengobrol bersama teman-temannya yang duduk di kursi depan kelas XII IPA unggulan.

Sebelum nya gadis itu memang sering mengikuti olimpiade atau bahkan lomba-lomba tapi baru kali ini dia berkesempatan untuk mengikuti olimpiade saint dan berkesempatan masuk ke kelas XI IPA pilihan atau unggulan di semester ini, kelas nya Alena.

Setiap tahunnya sekolah ini akan mengadakan penghargaan siswa-siswi yang berprestasi dan akan masuk ke kelas unggulan atau pilihan di angkatannya. Tak hanya itu siswa-siswi yang mempunyai bakat dan memiliki rating tertinggi menurut vote selection akan di nobatkan sebagai most sekolah. Tentu ini adalah penghargaan bergengsi menurut warga sekolah.

Gadis yang bernama lengkap Anandea yang menjabat sebagai ketua OSIS yang kini mulai ragu dengan pilihannya. Menatap kosong dirinya sendiri yang berbanding terbalik dengan Alena yang cantik dan di kagumi banyak orang.

Di sisi lain dia selalu berpikir mendapatkan Brian sama sulitnya ketika dia mengerjakan soal Matematika tanpa tau rumusnya.

Dea akhirnya memutuskan untuk tidak bertanya pada cowok itu. Dia berbalik dan mendapati Akha dengan muka datarnya.

"Mau ngapain ke kelas dua belas?" Tanya Akha to the point.

Jelas cowok itu tau jika ini adalah koridor kelas 12.

Dea terdiam sesat berusaha mengambil udara yang seketika habis saat meliahat wajah Akha yang sedikit kaku dan dingin plus datar.

"Mau ke..." Lama berpikir Dea bisa-bisa membuat Akha menunggu.

"Ke?"

"Ke ka Garha." Finalnya.

"Kenapa gak kesana?"

"Gak jadi kak." Ujar Dea menyengir.

Akha diam menatap Dea curiga, di rasa Akha menatapnya Dea mengalihkan pandangnnya dan berusaha agar dia tak menatap cowok itu.

Lama Akha menatap Dea dengan tatapan 'menyeramkan' menurutnya, Dea akhinya mengalah dan menghela nafas sebelum akhinya berbicara. "Dea mau nanya-nanya soal olimpiade saint tahun lalu."

"Olimpiade?" Beo Akha.

Dea mengangguk kepalanya.

"Ngapain nanya soal itu?"

"Dea juga ikut lomba." Lirih Dea tak berani menatap cowok itu.

Berbeda dengan Alena yang saat itu kaget saat mendengar ucapan Dea. Akha malah mengangguk paham. "Ouh." Ujarnya.

Melihat Akha yang sama sekali tak menampakan reaksi apapun Dea menatap cowok itu heran.

"Nanti gue bilangin ke dia."

BRIAN [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang