54. Gedung Tua

221 7 0
                                    

Happy Reading!
.
.
.

📌Tandai Bila Ada Typo

Hari ini orang tua yang sudah di panggil oleh Pihak sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini orang tua yang sudah di panggil oleh Pihak sekolah. Garha tidak menyangka jika dia juga ikut serta dengan masalah ini. Terlebih yang mewakili dia kesekolah adalah Kakaknya.

"Kamu ya, Teteh pikir kamu gak bikin masalah di sekolah! Pokoknya jangan salahin Teteh kalo semua ATM, kunci motor dan celengan kamu Teteh sita!" Ucap seorang wanita yang menggerutu di samping Garha.

"Dih mana bisa gitu Teh?"

Garha menatap tak percaya pada Kakaknya. Teteh di ambil dari bahasa Sunda yang artinya Kakak Perempuan.

"Kamu itu bandel, ya, Ga!" Ucap Kakak Garha masih kekeh.

"Tadi Teteh gak denger apa, Gaga mah gak ikut-ikut Teh itu mah Akha sama Brian! Aduh." Garha masih memohon pada Kakaknya.

"Pulang sekolah pokoknya langsung pulang, Teteh gak mau tau!" Setelah itu dia pergi meninggalkan Garha di Koridor.

Garha frustasi menatap punggung Kakaknya. "Ah elah sial banget hidup gue!"

Ini baru Kakak pertamanya, belum lagi dua Kakak perempuan yang lainnya. Sudah di pastikan Garha habis oleh mereka.

Di sisi lain Akha berjalan di Koridor, dari arah kejauhan terlihat punggung Garha. Diapun segera melangkah cepat kearah Garha.

"Ga, Teteh lo udah pulang?"

"Udah, di makan mentah-mentah gue di rumah nanti." Gerutu Garha.

Akha hanya mengangguk. "Mominya Wili dateng?"

"Dateng, ada tuh sama Ibu lo di ruang BK."

"Ibu gue?" Beo Akha terdiam sejenak.

"Iya lah anj*ng menurut lo siapa yang dateng wakilin lo?" Tanya Garha menggeleng heran.

Akha langsung pergi saat itu juga, dia berlari kearah ruangan BK.

"Weh gue di tinggal, sialan!"

Akha yang sudah sampai hendak masuk, tetapi belum membuka pintu ruangan itu pintu sudah di buka sempurna oleh seseorang. "Akha?" Beo seorang wanita yang merupakan orang tua Wili.

"Iya tente."

Tak selang lama seorang wanita juga ikut keluar dari sana, wajahnya terlihat pucat membuat Akha panik dan langsung meraih tangannya untuk menuntun dia.

"Saya duluan, ya, Bu ada urusan." Ucap Ibu Wili tersenyum ramah pada mereka.

"Iya."

Setelah wanita itu pergi kini tersisa mereka berdua. "Mamah kenapa maksain kesini sih? Akha udah bilang gak usah dateng." Ucap Akha menuntun wanita itu jalan.

BRIAN [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang