20. Yang Asma Katakan Jika Mereka Bukan Lagi Teman

279 16 0
                                    

Kasih tanda kalo Ada typo!

Sat sit set...

Happy reading!
.
.
.

Pulang sekolah ini Anggota flavorin akan kembali mengunjungi Panti asuhan Habu Alam karena Nanda-anak panti hari ini ulang tahun dan ingin sekali bertemu Garha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pulang sekolah ini Anggota flavorin akan kembali mengunjungi Panti asuhan Habu Alam karena Nanda-anak panti hari ini ulang tahun dan ingin sekali bertemu Garha.

"Hbd cil!" Ujar Garha pada Nanda yang tersenyum karena kedatangannya.

"Sekarang udah ada bang Garha, mau di apain dia nan?" Tanya Angga. Mengingat Nanda yang hampir nangis ketika tadi pagi ibu panti menelponnya karena Nanda ingin sekali bertemu Garha.

"Mau tak makan ginjalnya, biar warisan papah bang Garha buat Nanda semua." Celetuk Nanda asal.

"Heh lo ya!"

"Hahaha becanda bang."

Mereka sekarang berkumpul di taman panti. Di mana anak-anak yang lain asik bermain dengan anggota flavorin yang lainnya.

"Kak Garha bantuin Mila ngerjain tugas." Ujar Mila mendekat pada Garha yang mengombol bersama Nanda.

Gadis itu memberi Garha buku tugasnya. "Yang itu kak." Ucap Mila menunjuk buku nya.

"Sini duduk, kita belajar bareng."

"Matematika itu mudah sebelum x dan y menyerang." Ujar Nanda yang di ketahui anak kelas dua SMP.

"Kalo Garha beda cerita, Nan." Ucap Angga.

Nanda tersenyum saat dia rasa dia tidak sebanding dengan Garha yang selalu di mendapat juara saat masih kecil dulu. Bahkan piagam dan piala Garha terpajang rapih di lemari kaca ruangan Ibu Hana.

"Gak perlu jenius untuk jadi spesial." Sambung Akha.

"Terus kalo mau jadi spesial harus apa?"

"Kamu cuman perlu sedikit berbeda." Ucap Akha, di situlah Nanda mendekat Akha.

"Contohnya apa Bang?"

"Janji dulu sama gue lo gak boleh panggil gue Abang karena gue bukan abang-abang." Ucap Akha tak suka dengan panggilan yang Nanda sebut kan tadi.

Teman-temannya tertawa melihat muka Akha yang datar.

"Panggilan Om aja, Nan." Sambung Garha.

"Berisik lo!"

Balik ke topik awal. Nanda mengangguk setuju akan permintaan Akha.

"Contohnya gini. Nanda gak perlu harus jadi ahli matematika atau pinter bahasa Inggris. Tapi Nanda cuman perlu gali apa yang Nanda suka, apa yang selalu Nanda inginkan atau apa yang membuat Nanda senang. Kayak sepak bola atau basket. Nah dari situ Nanda juga bisa nunjukin ke dunia, bahwa gak perlu pintar untuk jadi sepesial. Tapi jadilah orang-orang pilihan untuk menjadi sorotan." Jelas Akha panjang lebar.

BRIAN [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang