46. Cinta Yang Selalu Di hindari

182 8 0
                                    

Happy Reading!
.
.
.

📌Tandai Bila Ada Typo

📌Tandai Bila Ada Typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di pagi hari. Hari ini Rasa harus mendengarkan papahnya berceramah sepanjang waktu, tadi sore sampai pagi ini, papahnya terus saja tidak berhenti berbicara tentang kemana perginya Brian. Dan Rasa sangat benci itu!

Rasa duduk menikmati sarapannya dimeja makan bersama kedua orang tuanya. Rasa melirik kearah orang tuanya ketika mendengar deru motor dari luar, sama halnya, Anita juga mendengar suara itu.

"Bian?"

Rasa langsung bangkit dari duduknya, dan segera menuju arah pintu utama. Benar saja cowok itu berdiri dengan jaket dia simpan di bahunya, dan penampilan yang acak-acakan layaknya anak jalanan.

"Bian!" pekik Rasa. Dia mencoba memastikan seluruh tubuh Brian, banyak luka, lebam dimukanya dan luka dibagian tangan. "Lo dari mana aja, Bian? Lo harus tau, papah nyomel semaleman gegara lo gak pulang!" omel Rasa.

"Lo udah sembuh?"

Rasa mengangguk pelan.

"Ini kenapa?!" tanya Rasa ketika menemukan luka ditangan Brian.

"Awwws! Sakit, Sa!" pekik Brian.

Rasa meniup-niup kecil luka itu, tak lama Anita datang dengan panik melihat anaknya datang dengan keadaan seperti itu. "Yaampun, Bian!" dia mendekat kearah kedua anaknya.

Sebenarnya ini adalah hal yang sering bagi mereka. Brian yang pulang sudah mempunyai luka, pulang terlambat, pulang pagi, bahkan tidak pulang seminggu itu yang membuat Arya sang papah tidak bisa meredam emosi ketika bertemu dengan Brian.

"Kemarin Rasa... " Brian terdiam sejenak ketika menyebut nama itu, dia melirik sekilas kearah Rasa. Tidak mungkin harus mengatakan bahwa kemarin dia menyelamatkan seorang gadis yang mirip dengan Rasa, atau mungkin hanya bayangan dia.

"Berantem! Gak usah repot-repot jelasin, papah udah tau." jawab Arya dengan cepat. Pria itu menikmati sarapannya dengan santai. "Iya kan?"

Anita menggeleng pelan, menatap anak laki-lakinya itu. "Nanti mamah obatin ya, kamu bersih-bersih dulu gih." ucapnya. Brian mengguk, walau Arya menatapnya tidak suka.

"Udah Papah lanjutin lagi sarapannya." ucap Anita pada suaminya.

"HP kamu kenapa gak aktif?" Tanya Arya.

"Bian buang soalnya rusak." Mengingat kejadian saat dirinya membanting ponsel di rumah sakit, ya sampai saat ini dia belum membeli ponsel baru.

"Kamu apain sampai rusak?" Tanya Arya terkejut.

"Bian makan soalnya laper, ouh ya..."

"Apa?"

"Beliin Bian HP baru ya?"

BRIAN [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang