Happy Reading
.
.
.📌Tandai bila ada typo
"Ini?" Rasa mengakat pelan sebuah benda, remot ac. Dia langsung memekan salah satu tombol disana dan langsung segera merebahkan dirinya tanpa menutup selimut yerlebih dahulu.
Disis lain, dikediaman Rasa. Rasa menggigil hebat, dadanya juga terasa sesak.
Arya dan Anita kepanikan dibuatnya, mereka sudah menelpon dokter pribadi tapi dia tidak juga muncul. Arya mengelus pelan rambut Rasa yang sudah seperti sekarat.
"Sa, kenapa kamu hidupin acnya?" ketika mereka panik karna suara barang terjatuh dari arah kamar Rasa, mereka mendapati ac kamar yang menyala.
"Bian." lirih Rasa, kedua orang tuanya melirik satu sama lain.
Tak lama dokter datang untuk memeriksa Rasa, dan sekarang Rasa sudah dipakaikan alat pembantu pernapasan.
"Apa Rasa mengihidupkan ac kamar pak?" tanya dokter Gio.
"Iya, sepertinya dia lupa mematikan Ac." jawab Arya. Keduanya saling melirik kearah Rasa yang terbaring menggunakan alat pbantu pernafasan.
"Seharus Rasa menjauhi udara yang dingin, apalagi ac atau udara malam." jelas Gio. "Karena itu bisa mempengaruhi pernafasan, karna tubuh Rasa sangat sensitif." jelasnya lagi.
"Baik pak, lain kali saya akan lebih memerhatikan Rasa." Gio adalah dokter pribadi Rasa, dokter spesialis pernapasan atau pulmonolog. Dia juga merupakan ayah dari Asma Gionna.
Setelah kepulangan dokter Gio, kedua orang tua Rasa masih berada dikamar Rasa. Rasa menatap keduanya dengan tatapan lemah dan hidung yang masih dipakaikan alat pembantu pernafasan. "Kamu mau sesuatu, Sa?" Rasa menggeleng lemah, dia menarik dalam-dalam nafasnya dan mencoba bangkit untuk duduk, mereka yang melihatnya segera membantu Rasa.
"Bian mah... "
Rasa hanya ingin Brian saat ini, pandangannya begitu memohon pada sang papah.
"Sa, dalam keadaaan gini aja kamu masih nanyain dia." ucap Arya, dia tidak habis pikir dengan anaknya ini. Rasa berbatuk kecil, dia mencoba melepas alat pembantu pernafasan itu dengan kasar yang membuat mereka berdua menahannya.
"Sa, jangan gila!"
Tapi Rasa tidak mengubrisnya dan malah mencoba melepas alat itu dengan kasar. "Rasa pengen bian!" setelah berhasil melepas benda itu Rasa bernafas sekuat tenaga agar bertahan.
"Sa, pake lagi alatnya!"
Rasa menggeleng dan malah menjauhkan benda itu. "Rasa.... Brian!" Rasa meneteskan air matanya.
Anita sudah kewalahan menahan Rasa yang ingin bangkit dari ranjangnya. "Sa, ini udah malem." ucapnya.
"Ga... Peduli, pokoknya Rasa pe...pengen Bi...ann!" ucap Rasa mencoba menahan sesaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIAN [SUDAH TERBIT] ✔
Teen Fiction©2022 FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!! JANGAN LUPA VOTE DAN TINGGALIN JEJAK, HAPPY READING GENG!!! ••• Ini tentang hidup seorang Brian Aryanta, si ketua geng motor yang selalu mengakui bahwa dirinya mencintai gadis itu. Dia bahkan berjanji akan menja...