TOLONG APRESIASINYA GUYS.
KALIAN BISA TINGGALIN JEJAK KALAU SUKA SAMA CERITA INI.
TERIMAKASIH.HAPPY READING.
**********
Setelah kepulangan Shena dengan sosok laki-laki bernama Sean, semakin menambah keheranan di dalam fikiran kedua sahabat Ziel.
Berbicara tentang Sean, mereka bertiga tidak tau banyak tentang pemuda itu. Yang Mereka tahu sebatas, Sean adalah murid baru dan merupakan anak salah satu keluarga terpandang."Eh, kalian berdua ngerasa ada yang aneh nggak sih?" ujar Atta memecahkan keheningan.
"Maksud lo?" balas Ziel bertanya arah dari pembicaraan Atta.
"Sikap Shena?" tanya Arsen mulai menebak, apa yang akan dibicarakan Atta.
Merasa ada yang sepaham dengannya, Atta secara spontan mengganggukkan kepalanya "Nah itu!"
"Jujur deh sama kita berdua, ada masalah kan lo sama Shena?" tebak Atta mulai mengintrogasi, cowok berkaos hitam tersebut.
"Sikap Shena dari tadi aneh banget tau." kata Atta mulai mengutarakan kejanggalan yang terjadi.
"Boleh gue berpendapat tentang lo nggak?" sambung Arsen meminta izin.
Ziel yang mendengar ucapan Arsen lantas mengganggukkan kepalanya, sebagai tanda bahwa ia mengizinkan lelaki dengan kemeja kotak-kotak itu berbicara.
"Ini hasil survey gue akhir-akhir ini Zel," ucapnya santai.
"Gue perhatiin lo mulai naruh perasaan ke dia, lo mulai perduli sama dia, lo aja kelihatan gelisah banget pas dia gak masuk 4 hari, sama satu lagi lo sering natap gak suka kedekatam Shena sama anak baru itu."
"Gelagat lo kebaca banget Zel walaupun lo nyoba nyembunyiin itu dari kita berdua, gue kenal lo bukan 1 atau 2 hari! Dari SD gue kenal dan gue udah paham banget sama gerak-gerik lo"
Bukan tanpa alasan Arsen bersikap begitu berlebihan ke Ziel, dia cuma ga mau sahabatnya itu menyesal akhirnya.
"Satu lagi move on dari cewek itu! Jangan sakitin hati lo terus-terusan, Sadar hubungan kalian udah lama berakhir!" lanjut Arsen yang mulai muak dengan sifat Ziel.
"Jangan sampe lo nyesel udah nyia-nyiain gadis sebaik Shena," gumam Arsen lirih, seakan membuka luka lama
"Gue lihat dia tulus sayang sama loe." lanjutnya Arsen kembali menyakinkan ziel yang masih terlihat bimbang.
"Gue tau move on nggak semudah pengucapannya, tapi mau sampai kapan lo kaya gini Zel, jangan buang-buang waktu lo buat mikirin cewek uler kaya dia," celetuk Atta setelah suara Arsen tak lagi terdengar.
"Dia punya nama Ta. Nama dia Maurin bukan cewek uler." desis Ziel tajam, tak suka nama gadis yang dicintainya dijelek-jelekan.
"Diselingkuhin, diporotin, sama satu lagi hubungan lo sama keluarga lo juga gak baik'kan gara-gara mantan lo itu?" cerca Atta tepat sasaran.
"Come on boy! Jangan bodoh!" Sentaknya dengan nada sedikit emosi.
Melihat situasi yang mulai memanas Arsen menyela "Udah ini tempat umum, ga malu ribut di sini, lanjutin makannya tuh keburu dingin ini sate!" perintah Arsen dengan nada tanpa bantahan. Seolah mulai jengah dengan perdebatan dua manusia di depannya.
Suasana hening beberapa saat, mereka bertiga mulai fokus dengan makanannya masing-masing. Hingga akhirnya suara Ziel memecahkan keheningan tersebut.
"Sebenarnya istirahat tadi gue ketemu Shena di rooftop sekolah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shena Aquella {SELESAI}.
Teen Fiction•~•~•~•~•~•~•~•~~•~•~•~•~• "Ayah minta tolong ke Shena, pertimbangin permintaan Ayah kemaren." Paham akan maksud arah pembicaraan Zet, Shena masih diam. Menunggu Zet menyelesaikan ucapannya. "Kondisi Zoya semakin sering drop sekarang. Paling nggak...