20:00 WIB.
Saat ini Zet beserta kedua anaknya sedang berada di ruang keluarga. Dengan Shena dan Sean yang duduk bersebelahan, serta Zet yang duduk bersebrangan dengan mereka.Terlihat tatapan Sean yang memandang penuh kekecewaan ke arah Ayahnya.
Shena? Gadis itu hanya menunduk, entahlah sehabis ini kenyataan menyakitkan apalagi yang harus ia ketahui.
"Jadi?" ujar Sean sengit memecahkan keheningan.
"Maafkan Ayah," ucap Zet penuh sesal.
"Langsung ke intinya aja, Sean mau denger langsung, Semuanya tanpa ada yang Ayah tutup-tutupi lagi!" seru Sean dingin.
"Ayah minta maaf, Ayah mengakui dosa yang telah Ayah buat ke kalian serta ke Bunda kalian."
"Ayah menikah sama Nathalie di usia 26 tahun. 3 tahun pernikahan, Bunda kalian belum juga bisa ngasih Ayah keturunan. Ayah khilaf saat itu, dan tanpa Ayah sadari Ayah justru menyakiti perasaan Nathalie, Ayah ngejalin hubungan dengan Lina, sekertaris Ayah dikantor."
"Namun, beberapa bulan setelah itu Natalie dikabarkan hamil, dan lahirlah kamu Sean. Sayangnya hubungan Ayah dengan Lina masih berlanjut, hingga di usia Sean yang masih 6 bulan Lina juga hamil, bertepatan dengan kehamilan Nathalie yang kedua."
"Ayah bener-bener bingung pada saat itu, Ayah tidak bisa melepaskan salah satu dari mereka, Karena keduanya sama-sama tengah mengandung darah daging Ayah."
"Hingga akhirnya Ayah memutuskan untuk melanjutkan hubungan gelap itu di belakang Nathalie, tapi yang namanya bangkai perlahan baunya akan kecium juga."
"Di usia kehamilannya yang memasuki bulan ke 9, Nathalie terkena serangan jantung, karena mendapat kabar tentang kasus perselingkuhan Ayah, Dia sempat kritis dan dokter bilang, kemungkinan untuk bisa selamat sudah tidak ada."
"Karna tidak mau mengambil resiko, dokter memutuskan untuk melakukan operasi cesar untuk menyelamatkan nyawa Shena, setelah oprasi itu berhasil Nathalie dinyatakan meninggal dunia."
"Maafkan Ayah, dan Ayah kembali menjalin hubungan dengan Lina sebagai bentuk pertanggungjawaban atas Anak Ayah yang Lina lahirkan. Yang usianya hanya beda 1 bulan dengan Shena"
Mendengar penjelasan dari mulut Zet, Shena dan Sean sama-sama tak habis fikir, dengan kebusukkan pria didepannya.
Tangisan Shena semakin pecah, kenyataan yang baru saja dia tau lebih menyakitkan, dari pada kamarin.
Buuggghhhh
Bbuuugghhhh
Bbuuggghhh
Beberapa pukulan Sean mendarat sempurna di pipi Zet, ditariknya kerah kemejah Zet. "BRENGSEK LO!"
"BAJINGAN!"
"ANJING!"
"MATI AJA LO SANA!" umpat Sean meluapkan segala emosinya, dirinya merasa sakit hati dengan semua perlakuan Ayah kandungnya.
Shena yang sadar dengan apa yang terjadi, segera menjauhkan kakaknya dari ayahnya.
Sebelum akhirnya Sean semakin di luar kendali."Udah Kak...udah...!" tangis Shena dengan nada bergetar.
"Maaffin Ayah Nak," gumam Zet memohon ampun, bukan untuk pukulan Sean, Namun untuk kelakuannya yang sudah menyakiti hati kedua anaknya, serta hati almarhumah Istrinya.
"ANJING!!"
"BUNDA SALAH APA SAMA LO?"
"KENAPA LO TEGA SAKITIN HATI BUNDA GUE, BAJINGAN!" bentak Sean dengan emosi yang masih sepenuhnya menguasai diri pemuda itu. Bahkan urat lehernya terlihat, Raut wajah Sean memerah seketika. Menandakan semurka apa Sean sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shena Aquella {SELESAI}.
Teen Fiction•~•~•~•~•~•~•~•~~•~•~•~•~• "Ayah minta tolong ke Shena, pertimbangin permintaan Ayah kemaren." Paham akan maksud arah pembicaraan Zet, Shena masih diam. Menunggu Zet menyelesaikan ucapannya. "Kondisi Zoya semakin sering drop sekarang. Paling nggak...