41🤯

9.2K 491 8
                                    

📌Follow dulu guys.

Happy Reading💖.

********

Shena kembali ke kantin, dengan wajah yang terlihat lebih baik dari sebelumnya. "Sorry barusan kebelet," jelas Shena dan memutuskan untuk kembali duduk disamping Zieldra.

"Lo gapapa Shen?" tanya Keyla masih setia mengamati wajah Shena yang nampak tidak seperti biasanya.

Shena tersenyum tipis mendengar pertanyaan dari sahabatnya. "Gue gapapa, kalian nggak usah khawatir. Daya tubuh gue emang lagi lemah banget akhir-akhir ini."

"Kamu kalau ada apa-apa bisa cari aku Shen, kalau rumah kamu bukan lagi tempat ternyaman buat pulang masih ada rumah aku, ada Mama yang selalu khawatir sama kamu dan nanyain kabar kamu," jelas Ziel sambil menatap penuh prihatin wajah kekasihnya.

"Iya Ziel, bilangin ke Mama yah. Makasih udah mau nerima aku dengan baik."

Mereka semua memelototkan matanya tak percaya. "Mama?" pekik Arsen heran. Pasalnya Arsen sendiri tau jika Zoya aja sesusah itu buat Kara terima.

"Asek udah Main Mama-Mamaan aja nih!" goda Keyla.

"Ciee lampu ijo Shen," lanjut Sean tidak mau kalah.

"Hahahah, kalian tau? Kalau ada Shena gue berasa anak tiri. Emak gue lengket banget sama dia."

Sean ya mendengar hal tersebut dalam hati merasa lega, "Gue bersyukur Shen, paling nggak lo bisa ngerasain kasih sayang Mama lewat perantara nyokap Ziel. Dan gue janji nggak akan biarin Ayah ngehancurin kebahagiaan lo kali ini." batin Sean.

Mereka memasuki kelas masing-masing, karena bell masuk sudah berbunyi dari 2 menit yang lalu.

*****

Di lain sisi, Atta tengah terbujur tak berdaya.
Mukanya yang babak belur bekas diamuk Ziel kemarin, suhu tubuh yang meningkat lebih panas dari biasanya, perut yang melilit bolak-balik ketoilet. Bahkan untuk kembali bangkit dari tempat tidur sepertinya Atta sudah tidak ada tenaga lagi.

Dan malangnya pemuda itu tengah sendirian sekarang di rumah besar dan mewah miliknya. Mami Atta, sudah lama meninggal dari dia usia 12 tahun lebih tepatnya kelas 6 SD. Dan kalau ditanya di mana Papinya, Dave sedang sibuk di rumah Istri kedua Dave. Atau lebih tepatnya nyokap tiri Atta.

Di luar Atta memang terkenal kocak, playboy, buaya rawa, gokil, punya selera humor yang tinggi, serta suhunya masalah percintaan.

Namun siapa sangka, Atta juga hidup dipenuhi luka. Yang dengan rapat dia sembunyikan dari Arsen dan Zieldra.

"Maafin semua kesalahan gue di masa lalu Shena," gumam Atta di tengah ringissannya.

"Ya Allah Den!" pekik Sutin, pembantu rumah Atta. Wanita berusia 55 tahun itu baru saja cuti 1 minggu, karena anaknya melahirkan. Dan hari ini baru kembali. Namun sudah disuguhkan dengan kondisi Atta yang jauh dari kata baik-baik aja.

"Aden sakit lagi?" tanya Sutin khawatir. Memang beberapa bulan ini Atta sering drop kesehatannya.

"Atta nggak papa Bi," jawab dia dengan senyum tipisnya.

"Gapapa gimana sih Den. Mau ke dokter aja? Ayo Bibi antar. Biar Bibi minta Pak Mardi buat siapin mobil." Sutin seketika beranjak dari ranjang Atta.

Tau apa yang akan dilakukan Sutin, Atta meraih tangan wanita itu lembut. "Atta gapapa Bi, cuma lagi disuruh istirahat aja ini badan."

Sutin sontak melebarkan kedua matanya, dirinya baru menyadari sesuatu. "Astaghfirullah Aden! Ini muka kenapa pada bonyok gini? Siapa yang lakuin ini Den biar Bibi bales, Bibi cincang nanti pakai pisau daging!" ucap Sutin dengan nada berapi-api tidak terima.

Shena Aquella {SELESAI}.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang