Karena terlalu kacau memikirkan penyakitnya, Shena sampai melupakan sesuatu, lebih tepatnya janjinya kepada Ziel. Shena lupa bahwa dia akan menemui pemuda itu setelah urusannya beres.
Setelah menebus obat, Shena memang berpamitan untuk langsung pulang kepada Zain, Namun bukannya menuju rumah Shena justru berbalik arah. Mengendarai mobilnya menuju Makam Nathalie.
Flasback
"Bunda Shena dateng lagi," Ujarnya sambil berjongkok dan mencabuti rumput di sekitar makam.
"Bun, Shena takut!" gumamnya lirih, kedua mata Shena kembali berkaca-kaca. Siap menumpahkan cairan yang sedari tadi sudah ia tumpahkan.
"Bunda Shena sakit Bun, sakit yang presentase sembuhnya cuma sepersekian persen."
"Shena nggak mau bikin Kakak sama Ayah sedih, jadi buat sekarang Shena mutusin buat ngerahasiain ini dulu."
"Bunda, tolong bilangin ke Tuhan ya Bun, jangan panggil Shena dulu, amal baik Shena belum cukup buat pulang," lirih Shena, nada bicaranya semakin bergetar, yang menandakan setakut apa dia menghadapi kematian, yang sewaktu-waktu menjemputnya.
"Ayah udah menikah Bun, Shena punya saudara lagi selain Kak Sean, tapi Shena takut Ayah semakin jauh dari Shena. Shena juga belum bisa nerima mereka berdua sebagai keluarga baru."
"Bunda tau nggak??? Tadi Shena berantem sama Ayah, Ayah jahat Bun! Masa dia ngegantiin foto Bunda sama uler keket! Kan beda level ya Bun ya! Bunda kan cantik kaya malaikat heheheh, kalau dia jelek kaya iblis!" rutuk Shena sebal, tapi sesekali gadis itu terkekeh di sela isakkannya.
Siang ini Shena menumpahkan seluruh keluh kesahnya di pusaran makam Nathalie.
Melihat hari yang hampir petang Shena bangkit, "Shena pulang dulu yah Bun, udah sore... Makasih udah mau dengerin ocehan Shena, heheheheh."*******
Malam pun tiba, di lain sisi, Zieldra tengah uring-uringgan sekarang, Shena sedari tadi tidak bisa dia hubungi. Nomer gadis itu tidak aktif.
Jujur sedari tadi dirinya khawatir akan gadis itu, iya sih Shena memang suka ilang-ilangngan tanpa kabar. Tapi nggak tau kenapa perasaan Zieldra benar-benar tidak tenang.
"Gema kenapa? Dari tadi Mama lihat kaya orang gusar gitu?" tanya Kara, yang mulai jengah dengan kelakuan anaknya.
"Ini loh Ma, Shena nggak bisa dihubungi sampai sekarang, tadi sih janjinya mau main ke sini. Eh sampai sekarang ditunggu-tunggu nggak muncul itu anak batang hidungnya. Nomernya juga Gema coba hubungi nggak aktif Ma. Gema takut terjadi hal yang buruk sama Shena," jelas Zieldra yang dapat dipahami oleh Kara.
"Ini masih jam 7, kalau kamu mau ke rumah Shena ya silakan. Dari pada kaya cacing kepanasan dari tadi!" saran Kara yang sepertinya bukan ide yang buruk.
"Lah, kenapa lagi masih diem disini! Buru sana samperin Shenanya!"
"Ehhhh iya deh Ma," celetuk Zieldra, lantas berlari ngibrit tanpa memperdulikan Kara yang tengah menatapnya cengo.
"Ini anak bener-bener main pergi gitu aja? Pamitan kagak? Bilang makasih kagak? Hadeuh. Capekdeh!" Kara menggeleng-nggelengkan kepalanya.
Zieldra membawa mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. "Akhirnya sampai juga! Untung malaikat maut kagak buru-buru ngajak meet up," celetuk Zieldra.
Ting tong.....
Ziel memencet bell disamping pintu, tidak sampai 5 menit suara pintu dibuka terdengar.
Ckkllekkkk....
"Kamu Zieldra?" tanya Zet tanpa basa-basi. Rupanya Ayah Shena yang membuka itu pintu. Entahlah mungkin ART-nya lagi pada sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shena Aquella {SELESAI}.
Teen Fiction•~•~•~•~•~•~•~•~~•~•~•~•~• "Ayah minta tolong ke Shena, pertimbangin permintaan Ayah kemaren." Paham akan maksud arah pembicaraan Zet, Shena masih diam. Menunggu Zet menyelesaikan ucapannya. "Kondisi Zoya semakin sering drop sekarang. Paling nggak...