ENDING🤯

22.7K 759 66
                                    


POLLOW GEES POLLOOOOWW😣😣😣😣

********

Setelah mengurus biaya atministrasi, jenazah Shena segera dibawa pulang untuk dimakamkan. Siang ini kediaman Zet terlihat lebih ramai dari biasanya.

Semua berkumpul untuk mengantarkan Shena ketempat peristirahatan terakhirnya. Shena dimakamkan bersebelahan dengan makam Bundanya.

إنا لله وإنا إليه راجعون
Shena Aquella Alzaetta
Binti
Alzaetta
Lahir : 24 januari 2005
Wafat: 22 Agustus 2022


Batu nisan dengam nama Shena tertancap sempurna di atas gundukan tanah, terlihat beberapa guru Atlantas dan perwakilan teman sekelas Shena yang mendatangi acara pemakaman sebagai bentuk penghormatan terakhir untuk Shena.

Berita duka ini tentu menghebohkan Atlantas, baru kemaren salah satu murid Atlantas meninggal dan sekarang Shena menyusulnya.

Dalam kurun waktu 2 hari, Atlantas kehilangan dua murid berprestasi, yang kerap kali mengharumkan nama sekolah.

Sebagian orang sudah meninggalkan makam, tersisa beberapa orang terdekat Shena saja. Zet sendiri tidak ikut mengantarkan Shena ketempat peristirahatan terakhirnya. Dirinya merasa bersalah akan semua yang terjadi.

Sekarang hanya tersisa Keyla, Zain, Sean dan Zieldra. Untuk sekedar meninggalkan Shena sendiri rasanya masih berat. Mereka belum bisa mempercayai apa yang terjadi di depan mata mereka.

"Shena, lo yang tenang ya! Gue bakal buktiin kalau gue bisa jadi psikolog biar bisa nolongin orang-orang yang butuh bantuan seperti lo. Tapi lo jahat Shen, lo pergi secepat ini rasanya buat sekedar percaya aja gue belum mampu!" gumam Keyla, mata Keyla terlihat begitu sembab. Wajar saja mereka berteman sudah lama. Dan tau-tau semesta memisahkan mereka dengan tiba-tiba.

Tepat di bawah gundukan tanah itu jenazah Shena baru saja ditimbun. Sebagai pertanda bahwa perjalanan hidup Shena sudah selesai sampai disini.

"Lo hebat Shen, gue bangga kenal orang sehabat lo. Bahagia disana ya Dek. Lo udah sembuh kan sekarang? Udah nggak perlu kesakitan lagi," gumam Zain sambil tersenyum tipis mencoba berdamai dengan keadaan. Namun tidak bisa dipungkiri. Sorot mata Zain menjelaskan sehancur apa pemuda itu sekarang.

Sean masih mematung, sedari tadi pemuda tersebut terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Tapi percayalah dirinya sedang berdebat hebat dengan fikirannya.

Mereka ber-4 dalam posisi jongkok sekarang. Dengan bunga mawar yang sesekali mereka taburkan.

Zieldra mengusap pelan ukiran nama kekasihnya. Satu hal yang dia sesali sekarang. Kenapa dirinya tidak mempercayai Shena waktu itu. Dan kenapa dirinya harus ragu atas perasaan yang dia punya ke Shena selama ini.

Gadis yang mengajarkan arti kesetiaan, arti rasa bersyukur. Jika dibandingkan dengan dirinya hidup Shena jauh lebih berat. Dan bodohnya dia tidak tau menau akan hal tersebut.

Zieldra tidak tau jika Shena hidup di tengah rasa traumanya akan banyak hal, terlalu banyak luka yang sudah gadis itu terima.

"Maaf." Hanya itu yang keluar dari mulut Zieldra.

Shena pergi di usianya yang menginjak 17 tahun. Masih terlalu muda. Namun bukannya hidup dan mati seseorang sudah ada yang mengaturnya?

*******

Sean memasuki rumahnya dengan perasaan kacau, sakit, sesak yang juga masih menyerangnya tanpa henti. Dirinya baru saja pulang.

Sean mengedarkan pandangannya ke setiap sudut rumah. Terlalu banyak kenangan antara dirinya dan Shena di rumah itu.

Shena Aquella {SELESAI}.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang