Follow guys!
*
Happy reading.
*******
Shena terus berlari, menyerahkan kepada kaki mungilnya untuk menopang tubuh rapuh itu.
Dirinya merasa kecewa, jadi selama ini Ayah menghianati kepercayaannya, orang yang Shena anggep penting justru menyembunyikan hal sebesar ini darinya?Airmatanya terus berjatuhan, isak tangis tidak dapat ia tahan, bahkan Shena tidak memperdulikan tatapan orang-orang di sekitarnya saat ini.
"AAAARRRRGGGGHHHHH BRENGSEK!" teriaknya berusahan menghilangkan rasa sesak yang kian menggerogoti perasaannya.
Shena hanya jongkok dengan kepala yang ia tundukan, sesekali ditariknya rambutnya sendiri guna menyalurkan rasa emosi yanbg sedari tadi dia tahan, "BAJINGAN!"
"SHHIIT!"
"Kenapa Ayah tega?" gumamnya lirih.
Shena masih berada di posisi semula, hingga tiba-tiba, seseorang memeluk tubuhnya erat dari arah samping, tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Ya dia adalah Zieldra, pemuda yang langsung mencari di mana keberadaan kekasihnya setelah keluar dari rumah sakit itu.
"Zel, kenapa Ayah tega sama gue? Gue kira dia emang sosok Ayah terbaik yang pernah ada, tapi kenapa dia tega ngebohongin gue?"
Zieldra yang mendengar nada putus asa dari gadisnya, hanya mampu memeluk erat tubuh rapuh itu, dia hanya ingin Shena meluapkan emosinya terlebih dahulu.
"Kalau meraka udah nikah, terus cewek itu anak kandung Ayah berarti hubungan mereka udah lama kan Zel," ujarnya dengan tangis yang makin pecah.
"Berarti kemungkinan mereka ngejalin hubungan pas Bunda masih hidup kan Zel? Cewek itu... cewek itu seumuran sama gue!" ucapnya semakin histeris.
Penjelasan singkat dari Ayahnya cukup dengan mudah mampu dia simpulkan.
"Kenalin dia Lina, istri siri Ayah."
"Dan dia Zoya sodara tiri kamu, anak Ayah bersama Tante Lina."
Shena melepas pelukan itu, dia memukul dadanya sendiri kencang, berusaha ngilangin rasa sesak yang justru semakin menjadi-jadi.
Tidak tega melihat perilaku Shena yang mulai menyakiti dirinya, "Sayang, hey, jangan kaya gini!"
"Lepasin tangan kamu yah! Jangan sakitin diri kamu sendiri."
"Shena tenang ya."
Dirangkulnya tubuh Shena yang masih dikuasai emosi, Zieldra membawanya untuk duduk di salah satu kursi taman tersebut.
Dengan tatapan kosong, bibir Shena kembali berucap, " Rasanya sakit Zel, sakit banget di hianatin kaya gini, gue nggak tau Bunda udah tau atau belum, kalaupun Bunda dulu udah tau hubungan mereka, gue nggak bisa ngebayangin sesakit apa Bunda saat itu?" ujar Shena dengan suara lirihnya.
"Gue juga yakin Kak Sean gak tau apa-apa tentang hal ini, kalau selama ini orang yang dia bela-belain cuma pembohong besar!" gumamnya penuh amarah.
"Sayang, Aku yakin Ayah kamu punya alasan kenapa dia sampai ngelakuin ini semua,"
"Kamu nggak ada salahnya dengerin penjelasan Ayah kamu dulu Shen."
"Penjelasan apa lagi Zel? Penjelasan kaya gimana lagi yang harus gue denger? Otak gue masih cukup berfungsi buat nyerna maksud ucapan Ayah!" bantah gadis itu masih dengan tangisan yang belum juga reda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shena Aquella {SELESAI}.
Teen Fiction•~•~•~•~•~•~•~•~~•~•~•~•~• "Ayah minta tolong ke Shena, pertimbangin permintaan Ayah kemaren." Paham akan maksud arah pembicaraan Zet, Shena masih diam. Menunggu Zet menyelesaikan ucapannya. "Kondisi Zoya semakin sering drop sekarang. Paling nggak...