Hari ini tepat satu minggu sepasang kekasih itu saling diem-dieman, saat mereka tidak sengaja dipertemukan keduanya akan membuang muka ke arah yang berlawanan, Shena yang merasa masih sakit hati dikatai murahan di depan umum, serta Ziel yang masih kekeh dengan pendapatnya bahwa Shena selingkuh dengan Zain.Arsen hanya menatap Ziel jengah, dilihatnya tubuh Ziel yang uring-uringan tidak jelas di atas kasur, "Huft temen lo tuh," sungut Arsen ke Atta.
Yups mereka bertiga kali ini sedang berkumpul di kamar Ziel.
Pakar cinta mulai turun tangan, kasihan juga sahabatnya, yang membutuhkan secercah cahaya untuk menyelesaikan permasalahan kisah percintaannya.
Atta menegakkan posisi duduknya, matanya menyorot tajam menatap sahabatnya yang tengah galau. "Zel," panggilnya memulai pembicaraan.
"Hem," respon pemuda itu tanpa minat, bahkan bangkit dari posisi berbaringnyapun, tidak.
"Lo ada masalah apa lagi emangnya sama neng Shena? di sekolah diem-dieman kaya orang kagak kenal?"
Yang ditanya masih dengan posisinya tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Karena geram diambilnya sebuah remot AC, dam dilemparkannya ke arah Ziel, "HEH BAMBANG, GUE NANYA LO, BUDEG ATAU GIMANE DIEM AJA, ITU MULUT MASIH BERFUNGSI KAN!!!" ujar Atta tak santai.
"ANJING!!! GAK USAH MAIN LEMPAR-LEMPAR BISA KALI!!" balasnya ikut emosi kaget dengan barang yang tiba-tiba mendarat di jidatnya.
"Hehehhehe ya maaap, serius deh gue nanya, lo putus sama Shena?" cengir Atta tanpa bersalah.
"Bisa dong habis ini gue daftar ngegantiin posisi lo," ujar Atta santai.
"NGADI-NGADI LO, SIAPA YANG PUTUS!!" sewot Zieldra tak terima.
Atta menghembuskan nafasnya kasar, "Lah terus kalian kenapa?"
"Lo itu udah gede Zel, ada masalah tuh selesein bukannya diem-dieman kayak anak TK, berantem-beranteman dalam hubungan itu wajar, kalau dirasa lo masih sayang sama dia ya pertahanin, kalau enggak putusin daripada ngegantung gini."
Mendengar perkataan Atta, Ziel melamun seketika seperti memikirkan sesuatu.
"Mending lo cerita sama kita kalian tuh sebenarnya ada masalah apa? Berguru langsung sama suhu bercintaan!" perintah Arsen ke Ziel yang mukanya masih saja terlihat kusut.
"Jadi?"
"Gue berantem sama Shena. Minggu kemaren gue ajak dia jalan tuh, ditolak sama dia bilangnya ada urusan, berhubung gue laper ya gue mutusin buat ke cafe depan eh taunya Shena lagi makan sama Zain di sana berdua, mana pake acara pegang-penganggan, ditambah lagi gue pernah mergokin Shena pelukan sama Zain di koridor dekat UKS pas awal dia jadi murid baru,"
Arsen dan Atta masih setia mendengarkan penjelasan Ziel, mereka berdua mulai paham dengan yang terjadi sekarang.
"Terus gue samperin tuh Shena, sayangnya gue nggak bisa nahan amarah gue, gue kata-katain dia, di situ Shena gak terima terus nampar Pipi gue."
"Sumpah baru ini gue lihat Shena semarah itu."
Setelah mendengar penjelasan Zieldra sampai akhir satu kata yang terucap dari mulut kedua sahabatnya, "LO BEGO!" sambil menoyor kepala Ziel.
"Iya sih gue salah, tapi gue juga kesel ngelihat Shena sama cowo lain," jujurnya
"Mending lo sekarang hubungi dia, minta maaf!"
"Dih ogah orang dia juga yang salah!" bersikeras Ziel masih yakin dengan opininya.
"Batu banget dibilangin, Shena gak bakal selingkuh sama Zain, orang cewek Zain aja anak Atlantas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shena Aquella {SELESAI}.
Novela Juvenil•~•~•~•~•~•~•~•~~•~•~•~•~• "Ayah minta tolong ke Shena, pertimbangin permintaan Ayah kemaren." Paham akan maksud arah pembicaraan Zet, Shena masih diam. Menunggu Zet menyelesaikan ucapannya. "Kondisi Zoya semakin sering drop sekarang. Paling nggak...