51🤯

17.3K 699 48
                                    

HARAP FOLLOW YA GUYS.
MAKASIH
HAPPY READING
💖

*******

Zieldra memasuki rumahnya dengan wajah masam, terlihat Bagas dan Kara yang tengah menikmati makan malamnya.

"Gabung sini Gema, kita makan malam bareng!" ajak Bagas.

Namun sayangnya Gema mengabaikan panggilan Papanya begitu aja. Bagas yang merasa ada yang aneh dengan Zieldra menyerkitkan dahinya bingung. "Itu kenapa Ma?"

"Gapapa biarin Gema sendiri, lagi sedih dia."

"Sedih kenapa? Berantem sama Shena?"

Kara menggelengkan kepalanya. Lantas menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Zieldra memasuki kamarnya, airmatanya menetes tanpa bisa dia tahan. Hari ini terasa berat buat dia.

Ziel mengingat semua kebaikan Shena, sampai tidak menemukan sedikitpun celah kejahatan gadis itu. Kecuali pembohong handal yang mampu menipu semua orang.

Zieldra memukul kaca di kamarnya.

PPPPRAAAANGGGG ....

Darah segar yang menetes di sela jari-jarinya tidak dia hiraukan.

"BEGO!"

"GOBLOK!"

"ZIEl BODOH!" Makinya kedirinya sendiri. Tak lupa dipukulnya kepalanya dengan bruntal. Guna melampiaskan emosinya.

"BEGO BANGET SIH GUE!" umpat Zieldra ditengah isakannya.

"KENAPA GUE NGGAK BECUS JAGAIN ORANG YANG GUE SAYANG!"

"NGGAK BERGUNA BANGET SIH LO ZIEL." pekiknya dengan suara bergetar. Hati dia terasa sakit sekarang. Lebih sakit berkali-kali lipat dari penghianatan Maurin dulu.

"Atta, Shena mereka berjuang ngelawan penyakitnya, dan begonya gue nggak bisa ngelakuian apa-apa buat mereka. Buat orang-orang terdekat gue!" lirih Zieldra.

Perlahan tubuh Ziel meluruh bersandar pada sebuah lemari. Ziel menyembunyikan isakannya di antara lutut pemuda itu. Kedua mata pemuda itu terlihat sembab. Nafasnya yang naik turun membuktikan sesakit apa perasaannya saat ini.

"Jangan pergi, Aku mohon!" lirih Zieldra.

Kanker otak stadium 4, penjelasan Zain terus berputar di memori otaknya. "Harusnya aku lebih perhatian sama kamu Ay, harusnya aku udah mulai curiga dengan tubuh kamu yang gampang drop. Harusnya aku bisa memantau kesehatan kamu!"

"Maaf Shena!" Zieldra tenggelam dalam penyesalannya.

*********

Hari sudah malam, dalam rungan yang bisa dibilang lebar, Zet tengah memandangi wajah damai Shena yang tengah tertidur.

Malam ini Zet dan Sean yang menjaga Shena, Zet juga sudah menceritakan semua kejadian di rumah dengan Sean. Serta keputusam bercerai dengan Lina.

Sean tentu mendukung tanpa banyak pertimbangan. Jika ditanya apakah Sean sudah memaafkan Zet? Jawabannya belum.

Tapi pemuda itu berfikir rasional. Di dunia ini yang dia punya cuma Zet dan Shena, mau sampai kapan dirinya menyimpan dendam?

Lamunan mereka buyar ketika mendengar ringisan suara seseorang.

"Sssstttttt"

Zet dan Sean segera berlari mendekati ranjang Shena.

"Sayang!" panggil Zet dengan wajah paniknya, ini pertama kali dia melihat Shena semenyedihkan sekarang.

Shena Aquella {SELESAI}.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang